Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tancap Gas Bumi Siak Pusako Pacu Produksi Migas Riau

Dalam 5 tahun ke depan, PT Bumi Siak Pusako (BSP) menargetkan produksi migas di angka 10.000 hingga 15.000 barel per hari (bopd).
Pekerja PT Bumi Siak Pusako saat di lokasi kerja. Istimewa
Pekerja PT Bumi Siak Pusako saat di lokasi kerja. Istimewa

Bisnis.com, PEKANBARU - PT Bumi Siak Pusako (BSP), operator lapangan migas Wilayah Kerja Coastal Plain and Pekanbaru (WK CPP), gencar melakukan berbagai upaya untuk memacu produksi minyak dan gas bumi. 

Dalam 5 tahun ke depan, BSP menargetkan produksi migas di angka 10.000 hingga 15.000 barel per hari (bopd). Target ini dipatok berdasarkan temuan cadangan baru, seperti di sumur Nuri X-1. Berdasarkan teori, di sebelah sumur tersebut juga ada potensi lain yang perseroan akan eksplorasi lagi ke depan. 

General Management BSP Ridwan mengatakan, dari evaluasi kinerja perusahaan pada tahun lalu, secara umum pencapaian target berdasarkan WP&B 2022 sudah terealisasi, di antaranya pengeboran 15 sumur eksploitasi dan 1 sumur eksplorasi terlaksana 100 persen. Hal ini membuktikan BSP tetap berkomitmen melakukan operasinya dalam upaya meningkatkan produksi dan menekan laju penurunan produksi di WK CPP.

"Komitmen BSP dalam mencari cadangan baru telah berhasil, ini dibuktikan dengan ditemukannya cadangan baru dari sumur eksplorasi Nuri 1X yang diperkirakan produksinya mencapai 500 - 700 bopd," ungkapnya baru-baru ini.

BSP telah memberikan kontribusi untuk perkembangan industri migas di Provinsi Riau sejak 22 tahun lalu. Sumbangan positif bagi Bumi Lancang Kuning ini tidak hanya dari banyaknya prestasi serta pencapaian yang diraih, tetapi juga akan terus dilanjutkan di masa mendatang.

Salah satunya, yaitu pada saat BSP berhasil memenangkan tender pengelolaan WK CPP selama 20 tahun ke depan, dari sebelumnya berbentuk Badan Operasi Bersama (BOB) PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu, dan kemudian ditunjuk sebagai operator tunggal pada 2018 silam.

Hingga kini, BSP menjadi satu-satunya BUMD di Tanah Air yang mendapatkan kepercayaan dari pemerintah dalam mengelola lapangan migas secara penuh atau 100 persen.

Selain menambah sumur eksplorasi, BSP juga bakal menerapkan teknologi enhanced oil recovery (EOR) yang menggunakan surfactant. Upaya ini diyakini berhasil menambah produksi. Teknologi EOR surfactant adalah teknologi yang digunakan produsen migas dalam meningkatkan hasil produksi dari sumur minyak.

BSP juga sudah menyiapkan upaya lain guna menaikkan angka produksi, termasuk kegiatan workover. Proses kerjanya, dengan memproduksi minyak mentah pada lapisan atau kedalaman yang berbeda pada sumur yang sama. Begitu pula, fracturing atau perekahan.

Demi mengejar target komitemen kerja pasti (KKP) US$130,4 juta, BSP pun menggalakan tajak sumur atau pemboran. Targetnya, untuk tahap pertama ada 4 sumur di Sabak dan Pedada area. Setelahnya, kata Ridwan, pihaknya akan melihat schedule sumur mana selanjutnya yang akan dilakukan pemboran.

“Secara persiapan material, service dukungan yang lain. Alhamdulillah, di atas 90 persen sudah siap kita. Tinggal menunggu waktu finishing kapan kita mau melakukan kick of meeting untuk pemboran, baru kita lakukan tajak,” tegasnya.

Terkait cadangan minyak, BSP akan melaksanakan pemboran 18 sumur yang terdiri atas 2 sumur eksplorasi dan 16 sumur pengembangan. Ada yang berada di Blok B, persisnya sumur Nuri 1-X. Tim BSP menemukan potensial hidrokarbon atau minyak, yang sebelumnya wilayah tersebut belum aktif dieksplorasi. Target kedalaman sumur ini sedalam 8.800 ft.

Penemuan sumur Nuri 1-X, sebut Ridwan, sudah dilaporkan ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). BSP pun menargetkan, pada September atau November 2023 akan mulai dilakukan aktivitas produksi.

Di sisi penyerapan tenaga kerja, saat ini, mayoritas pekerja di BSP sudah berasal dari warga lokal Riau. Ridwan mengatakan, perseroan telah mengutamakan pekerja dari warga setempat sehingga kini sekitar 90 persen sudah merupakan orang Riau.

"Saat ini 90 persen pekerja BSP adalah orang lokal Riau, yang mengoperasikan lapangan minyak hingga menjalankan seluruh program kerja perusahaan," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Bumi Siak Pusako Iskandar mengakui keberhasilan yang diraih pihaknya ini menjadi suatu hal yang mengharukan, membanggakan, sekaligus mengkhawatirkan. Hal ini karena mengingat amanah dan tanggung jawab yang harus dijalankan pihaknya dalam memimpin BSP.

“Selain haru dan bangga, saya sekaligus khawatir menjalankan amanah dan tanggung jawab yang diberikan oleh Allah SWT ini. Meskipun banyak rahmat, ada tanggung jawab besar yang harus dijaga, terutama dalam lingkungan industri migas yang memiliki risiko dan teknologi yang tinggi,” ungkapnya.

Menurutnya, perjalanan operasional WK CPP oleh BSP dalam setahun terakhir ini tidaklah selalu mudah karena adanya tantangan dan teguran.

Dia menambahkan, jika proses produksi BSP berjalan lancar, tahun depan bisa menjadi tahun dengan produksi terbesar dalam sejarah perusahaan. Namun, dia juga menekankan jika target itu tidak tercapai, BSP akan menerima hasilnya dengan lapang dada. Pada 2022 misalnya, perusahaan mencatat keuntungan sebesar Rp381 miliar, dan pihaknya berharap untuk melihat perkembangan yang positif pada tahun ini dan tahun-tahun berikutnya.

“Tidak semua orang mungkin memahami semua masalah yang dihadapi oleh perusahaan, tetapi kita berkomitmen untuk bekerja keras, berdoa, dan memohon ridha Allah SWT dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan,” ucapnya.

Selain mencetak rekor perolehan laba, BSP juga meraih beragam prestasi lainnya seperti realisasi produksi minyak perusahaan mencapai 3 juta barel dan pada akhir 2022 lalu, laporan BSP telah diaudit oleh KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan rekan dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Dia mengakui dengan pencapaian tersebut menandakan PT BSP sebagai BUMD telah mampu memberikan kontribusi yang positif khususnya kepada seluruh shareholders, dan secara umum kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di kesempatan terpisah, Gubernur Riau Syamsuar mengucapkan, apresiasi terhadap kerja keras dan banyak pencapaian BSP setelah menjadi operator penuh WK CPP, yang merupakan blok migas dengan produksi cukup tinggi dan dipercayakan pengelolaannya ke perusahaan daerah. Artinya, BSP adalah satu satunya perusahaan daerah di Indonesia yang mengelola blok migas berproduksi tinggi.

Syamsuar menilai peningkatan produksi sangat penting untuk dicapai karena saat memperjuangkan pengelolaan WK CPP tersebut, komitemen kerja pasti selama 5 tahun yang disampaikan ke pemerintah pusat menjadi komitmen yang harus dipenuhi.

“Pemerintah pusat tentu menilai sebelum memberikan pengelolaan blok ini ke daerah, bukan karena ego daerah, tapi karena BSP mampu secara profesionalisme dan realistis mampu mencapai target yang ditetapkan, baik dari segi teknologi dan investasi,” ujar Syamsuar.

Syamsuar berharap agar BSP terus melakukan eksplorasi dan pengeboran yang masif dan terukur untuk menaikkan capaian produksi. Bagi Syamsuar, sukses tidaknya BSP adalah pertaruhan yang tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi marwah daerah.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler