Bisnis.com, PALEMBANG — Ekspor karet di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) pada tahun 2025 relatif menunjukkan adanya tren peningkatan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, nilai ekspor komoditas karet dari periode Januari hingga Mei tahun ini mencapai US$690,45 juta atau naik sebesar 46,99% dari periode yang sama 2024 yang sebesar US$469,72 juta.
Hal itu juga dibenarkan Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, Alex K Eddy.
“Memang dari Januari hingga Mei 2024 dibandingkan periode yang sama tahun ini ada peningkatan (ekspor karet),” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (4/7/2025).
Dia memerinci total ekspor karet Sumsel dari Januari hingga April 2025 masing-masing tercatat 62.354 ton, 71.843 ton, 66.754 ton dan 63.132 ton.
Sehingga jika ditotal selama empat bulan awal tahun ini Sumsel telah mengekspor karet mencapai 264.083 ton.
Baca Juga
“Sementara untuk periode yang sama di tahun 2023 dan 2024 jumlah ekspor (karet) sebanyak 271.084 ton dan 226.244 ton,”jelas dia.
Alex menuturkan peningkatan ekspor karet dari Bumi Sriwijaya, tentunya dipengaruhi sejumlah faktor. Namun yang paling dominan memberikan andil adalah faktor harga yang membaik.
Menurutnya, karet di pasar internasional memang tidak stabil, tetapi harganya bergerak di sekitar US$1,65 per kilogram, bahkan pada awal tahun sempat berkisar di level US$1,9 per kilogram.
“Ada peningkatan harga di awal tahun 2025 dibandingkan periode yang sama 2024, sehingga membuat petani bergairah untuk menyadap lagi di kebunnya,” kata Alex.
Namun demikian, Alex tetap mewanti-wanti adanya potensi penurunan harga yang cukup dalam sejalan dengan kondisi perkembangan geopolitik internasional dan kebijakan Amerika Serikat yang tidak bisa diprediksi.
Oleh karena itu, dia kembali menekankan agar pemerintah segera mendorong upaya peningkatan kebutuhan karet di dalam negeri.
“Saatnya pemerintah memikirkan peningkatan konsumsi domestik karet dengan hilirisasi, sehingga melepaskan ketergantungan pada pasar internasional,” tutupnya.