Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Himpunan Pengusaha Rendang Minang Mencari Jalan Pasar Dunia, Cita-cita dan Perjuangan

Hipermi masih membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk mendapatkan jalan menjual rendang ke pasar global.
Proses pembuatan rendang khas Ranah Minang/Bisnis
Proses pembuatan rendang khas Ranah Minang/Bisnis

Bisnis.com, PADANG - Himpunan Pengusaha Rendang Ranah Minang (Hipermi) di Provinsi Sumatra Barat, masih membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk mendapatkan jalan menjual rendang ke pasar global.

Ketua Hipermi Fibrianti Takarina mengatakan segala bentuk syarat standar menjadi produk untuk ekspor telah dipenuhi oleh rendang yang dimiliki pelaku usaha yang tergabung dalam Hipermi itu. 

Begitupun kalau bicara soal pelatihan terhadap pelaku usaha, ujar Rina, juga sudah sering dilakukan berkat dukungan berbagai pihak. Kini yang dibutuhkan adalah gerakan nyata menghantarkan produk rendang Minang ke pasar global.

“Yang kami butuhkan sekarang ada pihak yang memberikan jalan bagi kami, baik itu sebuah lembaga atau perusahaan untuk membuka jalan, agar rendang ini punya buyer di luar negeri. Berapa pun kebutuhan kami siap, karena Hipermi punya 200 lebih pelaku usaha rendang,” katanya, Rabu (21/5/2025).

Rina menyampaikan dirinya sudah pernah melakukan pertemuan dengan pihak pelaksanaan haji di Arab Saudi, pertemuan itu membahas tentang kebutuhan jemaah haji 2025 ini agar menggunakan rendang dari Sumbar melalui Hipermi. Ternyata rendang asal Sumbar kalah saing dengan rendang yang dibuat di Solo.

“Rendang dari Solo yang pihak pelaksanaan haji di Arab Saudi pilih, padahal rendang itu asli kuliner dari Minangkabau. Dari hal ini membuat saya jadi terpukul, dan juga mengoreksi apa yang salah dari rendang Minang ini?” ucapnya.

Kemudian setelah dilihat dari angka tender pengadaan rendang itu, yang membuat rendang Minang kalah dari rendang yang diproduksi dari Solo itu adalah dari sisi harga. Harga yang diberikan dari pengusaha Solo lebih murah, karena rendangnya tanpa santan.

“Rendang Minang ini kenapa mahal, dari sisi santan saja, harus ada modal yang besar, terlebih sekarang harga kelapa naik, jadi tidak bisa memberikan harga yang murah. Bagi kami, ada harga ada kualitas,” tegasnya.

Menurutnya meski pada pelaksanaan haji 2025 ini rendang Minang belum bisa masuk ke Arab Saudi, dia berharap pada haji 2026 mendatang, rendang Minang ditargetkan menjadi salah satu menu makanan untuk jemaah haji di tanah suci.

“Makanya yang kami butuhkan sekarang ada seseorang yang bisa membantu menghantarkan produk rendang ini ke pasar global. Kalau ini terwujud, maka dampak ekonominya akan berantai, mulai dari pelaku usaha yang terlibat, hingga ke petani dan peternak yang menjadi pemasok kebutuhan bahan rendangnya,” jelasnya.

Dikatakannya menghantarkan produk rendang ke pasar global merupakan cita-cita bersama Hipermi saat ini, dan Rina mengaku untuk mencapai hal tersebut butuh perjuangan dan usaha yang keras. Namun bila ada kolaborasi dari berbagai pihak, maka yang berat dan sulit pun akan terasa muda.

“Saya mencari sosok yang berjuang bersama untuk membuat rendang Minang ini semakin mendunia,” tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper