Bisnis.com, BATAM - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam bertambah lagi dengan kehadiran KEK Pariwisata Kesehatan Internasional di Sekupang dan Nongsa. Penetapan tersebut usai Sidang Dewan Nasional KEK di Jakarta, Rabu (29/5/2024), dengan menyetujui pengelolaan kepada Mayapada Group milik Dato Sri Tahir.
Wakil Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Purwiyanto mengatakan pengusulan KEK Pariwisata Kesehatan ini sudah menjadi prioritas dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami mendapat target dari Kemenko Perekonomian bahwa setahun investasi harus ada dan terealisasi, maka menjadi tugas kami agar investasi KEK terwujud. Proyeksi dari investasi amat sangat besar, baik dari sisi persepsi wilayah dan dampak kehadiran investasinya bagi ekonomi dan tenaga kerja, tidak hanya sekedar milestone ini akan jadi multiplier effect bagi semua lini ekonomi di Batam," katanya di BP Batam, Kamis (30/5/2024).
KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam seluas 47,17 hektare, akan berada di wilayah Sekupang 23,10 hektare untuk wisata kesehatan terpadu, dan wilayah Nongsa seluas 24,08 hektare untuk kawasan pariwisata.
KEK ini mendapat proyeksi untuk merealisasikan investasi sebesar Rp6,91 triliun sampai dengan 2032, serta menyerap tenaga kerja sebanyak 105.406 orang selama 80 tahun.
Investor utama dari KEK ini yakni Apollo Hospitals India dan Mayapada Group untuk rumah sakit internasional.
Baca Juga
Di Sekupang, kegiatan utamanya yakni di sektor kesehatan dengan rencana pembangunan Mayapada Apollo Batam International Hospital, Nursing Academy International, MedTech Park yang jadi pusat dari kegiatan Meetings, Incentive, Convention & Exhibition (MICE), perumahan untuk dokter, dormitori, hotel dan retail.
RSBP Batam beserta sarana pendukungnya juga akan menjadi bagian dalam KEK, dimana layanannya nanti akan terintegrasi dengan Mayapada Apollo Batam International Hospital.
Sementara itu di Nongsa, kegiatan utamanya yakni pariwisata dengan rencana bisnis retirement village & clinic dan akomodasi penunjang berupa cottages, bungalow, motel yang dikhusukan bagi wisatawan, pasien dan keluarga pendamping.
Target dari KEK ini yakni meraih pangsa pasar medis dalam dalam negeri. Tercatat 2 juta wisatawan medis asal Indonesia yang berobat ke luar negeri, dan dari jumlah itu sebanyak 1,5 jutanya memilih pelayanan medis di Malaysia dan Singapura.
KEK baru ini akan menyerap pasien sebanyak 2% dari 2 juta wisatawan medis Indonesia atau sekitar 40.000 jiwa. Sehingga tujuan untuk merebut market pasien yang berobat ke Singapura dan Malaysia untuk berobat ke Batam dapat tercapai.
Sementara itu, President Commissioner Mayapada Healthcare Johanes Tahir yang akan menjadi pelaksana pengembangan KEK Kesehatan Internasional Batam menyatakan komitmennya untuk membangun dan mengembangkan wilayah sekupang ini.
"Kami sangat gembira dengan hasil hari tersebut. Ini bukanlah akhir, melainkan permulaan kami untuk bisa merealisasikan janji dan komitmen kami. Akan segera hadir rumah sakit internasional di Batam yang bisa diminati oleh wisatawan dengan standar internasional," katanya.
Target awal Mayapada yakni merealisasikan komitmen dari target pengembangan KEK untuk lima tahun pertama Rp 3,3 triliun dan penciptaan lapangan pekerjaan sebanyak 19.740 orang.(K65)