Bisnis.com, BATAM - Investor Jembatan Batam-Bintan (Babin), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) akan meninjau lokasi pembangunan jembatan tersebut awal Agustus ini.
Sebelum ke Kepulauan Riau (Kepri), AIIB telah bertemu dengan Kementerian PUPR, Kementerian Keuangan, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk membahas Multilateral Cooperation Center for Development Finance (MCDCF) antara Indonesia dan AIIB.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kepri, Hasan mengatakan tim AIIB akan dipimpin langsung oleh Kepala Sektor Investasi Transportasi Regional I AIIB, Andres Pizarro, yang didampingi para konsultan, pakar lingkungan, analis dan ahli manajemen keuangan AIIB.
"Peninjauan tersebut karena saat bersamaan, lokasi tapak awal jembatan akan dimulai dibangun dari 31 Juli hingga 4 Agustus 2023. AIIB sebagai investor memang memberikan atensi khusus pada pembangunan Jembatan Babin," ungkapnya melalui siaran pers, Senin (17/7/2023).
Selain itu, pembahasan terkait hasil soil investigation dan presentasi detailed engineering design (DED) dari jembatan sepanjang 14,7 kilometer ini juga akan dibahas, ketika AIIB tiba di Kepri.
Sebelumnya Gubernur Kepri, Ansar Ahmad telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kementerian PUPR RI, AIIB, dan Pemprov Kepri, 9 Januari 2023 lalu untuk rencana pembangunan spesifik pada sisi Kabil-Tanjung Sauh di Pulau Batam.
Baca Juga
"Kunjungan ini patut kita apresiasi dan sudah kita nantikan, karena artinya mereka memang serius dan sangat tertarik untuk berinvestasi di Jembatan Babin, kita harap kunjungan nanti berjalan lancar," imbuhnya.
Rencana pembangunan Jembatan Babin, khususnya ruas awal dari Batam-Tanjung Sauh direncanakan menggunakan tiga proyek, dengan perkiraan biaya sebesar US$300 juta, yang akan didanai melalui pinjaman dari AIIB.
Proyek pertama adalah pekerjaan konstruksi dengan estimasi biaya sebesar US$236,88 juta atau sekitar Rp3,695 triliun. Komponen ini mencakup pekerjaan persiapan jembatan dan jalan pendekat. Selanjutnya, komponen jasa konsultasi pengawasan konstruksi yang memiliki nilai perkiraan sebesar US$11,84 juta atau sekitar Rp184 miliar untuk membiayai konsultan pengawasan konstruksi.
Terakhir, terdapat komponen project management consultancy service dengan nilai sebesar US$1,38 juta atau sekitar Rp21,52 miliar untuk membiayai konsultan manajemen proyek.