Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Sumut Angkat Guru Besar Jadi Komisaris Independen Baru

Pengangkatan Erlina disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) di Kantor Pusat Bank Sumut, Kota Medan, pada Senin (1/8/2022).
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) di Kantor Pusat Bank Sumut, Kota Medan, pada Senin (1/8/2022). / Istimewa
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) di Kantor Pusat Bank Sumut, Kota Medan, pada Senin (1/8/2022). / Istimewa

Bisnis.com, MEDAN — Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU) Profesor Erlina diangkat menjadi Komisaris Independen PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara (Bank Sumut).

Pengangkatan Erlina disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) di Kantor Pusat Bank Sumut, Kota Medan, pada Senin (1/8/2022).

Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah atau Ijeck berharap pengangkatan Erlina mampu membantu jajaran Bank Sumut mendongkrak kontribusinya untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). Untuk mewujudkannya, diperlukan penguatan modal dan dukungan penuh para pemegang saham.

"Kita sama-sama berharap PAD meningkat dengan sumber-sumber dana yang bisa dibagi dari realisasi Bank Sumut. Bank Sumut ini harus kita besarkan agar dividennya semakin besar, modal semakin besar," kata Ijeck.

Direktur Utama Bank Sumut Rahmat Fadillah Pohan, mengatakan pengangkatan Erlina sekaligus melengkapi struktur Dewan Komisaris Bank Sumut. Erlina akan efektif menjabat setelah proses uji kepatutan dan kelayakan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tuntas.

"Terpilihnya Komisaris Independen yang baru tentunya akan memperkuat fungsi pengawasan Dewan Komisaris sehingga diharapkan dapat meningkatkan tata kelola perusahaan serta kinerja Bank Sumut lebih baik lagi," kata Rahmat.

Pada Semester I/2022, Bank Sumut mencatatkan performa positif dalam sejumlah sektor keuangan. Per Juni 2022, tingkat NPL Gross Bank Sumut tercatat sudah di bawah 3 persen. Yakni 2,90 persen. Persentasenya turun drastis dibanding periode yang sama tahun lalu. Begitu pula dengan NPL Netto, Bank Sumut berhasil menekan ke angka 1,62 persen.

Baik NPL Gross maupun NPL Netto Bank Sumut juga sudah berada jauh di bawah ketentuan OJK, yakni maksimal 5 persen.

Per Juni 2022, Loan to Deposits Ratio (LDR) Bank Sumut tercatat 76,58 persen, lalu Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) sebesar 73,47 persen dan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 19,73 persen.

Kemudian Return On Equity (ROE) sebesar 17,47 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 6,71 persen dan Return On Asset (ROA) sebesar 2,24 persen.

Bank Sumut juga mencatatkan berbagai torehan positif lainnya pada Semester I/2022. Pada periode ini, laba Bank Sumut sudah tercatat Rp345 miliar. Laba tersebut meningkat 12,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu atau secara year on year (yoy). Bank Sumut diyakini mampu meraup laba senilai Rp700 miliar hingga akhir tahun.

Adapun aset Bank Sumut juga meningkat 6,4 persen (yoy) menjadi Rp40,9 triliun per Juni 2022. Catatan ini membuat Bank Sumut duduk di peringkat kelima bank daerah dengan total aset terbesar di Indonesia per Mei 2022.

Begitu pula dengan sisi kredit, Bank Sumut telah merealisasikannya senilai Rp26,3 triliun atau tumbuh sebesar 8,5 persen (yoy). Persisnya terdiri atas kredit konsumsi sebesar Rp15,3 triliun, kredit investasi sebesar Rp2,5 triliun dan kredit modal kerja sebesar Rp8,4 triliun.

Secara garis besar, komposisi kredit yang disalurkan oleh Bank Sumut per Juni 2022 terdiri atas kredit produktif sebesar 42 persen dan kredit konsumtif sebesar 58 persen. Penyalurannya diberikan kepada kalangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebanyak 31 persen dan non-UMKM sebanyak 69 persen.

Bank Sumut dalam sisi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) merealisasikan Rp509 miliar atau 101,8 persen dari target semester I/2022. Pada tahun ini, Bank Sumut diketahui memeroleh alokasi KUR senilai Rp1 triliun.

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun Bank Sumut per Juni 2022 senilai Rp34,4 triliun atau tumbuh sebesar 7,1 persen (YoY). Komposisinya terdiri atas deposito senilai Rp13 triliun, kemudian tabungan senilai Rp11 triliun dan giro senilai Rp10 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper