Bisnis.com, PEKANBARU -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui program Makmur yang dilaksanakan PT Pupuk Indonesia (Persero), menjawab keluhan para petani sawit di Provinsi Riau. Keluhan yang dimaksud dari sisi pupuk, bibit, hingga permodalan.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga saat melakukan kunjungan kerja ke Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar. Pada saat itu, arya bertemu dengan kelompok tani di Desa Makmur Sejahtera.
"Jadi Pak Erick Thohir (Menteri BUMN) ini mendorong Program Makmur yang dulu namanya Agro Solution, nyebut namanya saja susah Agro Solution, makanya dibuat sama Pak Erick namanya Program Makmur, kalau Makmur namanya dan tujuannya jelas," kata Arya.
Di sana, Arya juga berdialog dengan para petani yang belum mengetahui program yang telah diluncurkan pada Agustus 2021. Menurut Arya program yang memiliki makna Mari Kita Majukan Usaha Rakyat ini memberikan banyak manfaat kepada petani.
Dia memaparkan Program Makmur sudah terlaksana sejak April 2021 di atas lahan seluas 1.937 hektare dengan komoditas sawit. Program ini melibatkan 1.042 petani. Selanjutnya, Pupuk Sriwidjaja (Pusri) juga melaksanakan kembali program Makmur di Desa Makmur Sejahtera, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau.
Kali ini, pelaksanaannya di atas lahan seluas 730 hektare dengan komoditas sawit dan melibatkan 365 orang petani. Di mana offtaker dari kedua lokasi tersebut adalah CV Mecca Jaya Mandiri dan PT Sinergi Sumber Tani.
Luasan lahan sawit yang masuk program Makmur di wilayah Riau kini sudah seluas 6.841 hektare. Seluruh luasan ini tersebar di sembilan desa dan tiga kabupaten, yaitu Rokan Hulu seluas 2.124 hektare, Kampar 2.917 hektare, dan Kuantan Singingi 1.800 hektare.
Arya menjelaskan program Makmur merupakan ekosistem yang menghubungkan petani dengan segala bentuk kebutuhan pertanian. Mulai dari project leader, pihak asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, agro input, offtaker, dan pemerintah daerah.
"Jadi tujuan saya ke sini menunggu bapak-bapak (petani) ngomong, saya mau mendengar keluhannya apa, bagaimana supaya program Makmur ini bisa jalan," kata Arya.
Menurut Arya sebagian permasalahan petani sebetulnya sudah terjawab dalam ekosistem program Makmur. Mulai dari pembiayaan yang didukung lembaga keuangan, pemupukan, pembibitan, hingga gagal panen pun ada yang menanggungnya.
"Jadi, melalui program Makmur kami memberikan kemudahan bagi petani dalam berbudidaya. Hasilnya adalah peningkatan produktivitas yang berujung pada peningkatan keuntungan petani."