Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Perhotelan di Medan Lesu, Okupansi Rendah Selama Libur Lebaran

Penurunan pendapatan hotel juga akan berpengaruh terhadap pendapatan daerah yang selama ini didominasi oleh sektor pajak dan retribusi.
Juru parkir di kawasan e-parking Jalan Zainul Arifin Kecamatan Medan Baru, Medan, Sumatra Utara. - Bisnis/Delfi Rismayeti
Juru parkir di kawasan e-parking Jalan Zainul Arifin Kecamatan Medan Baru, Medan, Sumatra Utara. - Bisnis/Delfi Rismayeti

Bisnis.com, MEDAN - Industri perhotelan di Medan mengeluhkan tingkat okupansi (keterisian) kamar hotel yang rendah selama libur Lebaran 2025.

Momen libur panjang seperti Lebaran yang lazim menjadi masa 'panen' bagi industri pariwisata dan penunjangnya termasuk perhotelan, tak terlalu dirasakan pada tahun ini.

Public Relations GranDhika Hotel Medan Nurul Fathia mengungkapkan, pada momen libur panjang Idulfitri 2025, tingkat keterisian kamar hotel yang berlokasi di Jalan Dr Mansyur Medan rata-rata berkisar 90%.

"Biasanya keterisian kamar kami saat Lebaran itu up to 100%. Memang ada peningkatan kalau dibandingkan dengan bulan puasa yang rata-rata 40%-50%. Tapi, Lebaran kali ini memang lebih sepi dari Lebaran tahun lalu," ungkap Nurul kepada Bisnis, Selasa (15/4).

Untuk mendorong okupansi, pihak hotel telah menggencarkan strategi untuk menarik atensi wisatawan berkunjung ke hotel saat Idulfitri, mulai dari memberi promo harga kamar, menyediakan paket Halal Bihalal, maupun promo menu makanan.

"Mulai tanggal 6 April kami sudah kembali lagi ke mode low okupansi karena kebijakan pemerintah itu berdampak sekali dengan okupansi kami," tuturnya.

Senada, Staf Reservasi Kama Hotel Medan, Kevin mengatakan tingkat hunian hotel yang berada di kawasan Kesawan, jantung kota Medan selama libur Lebaran 2025 di luar prediksi. 

"Sangat di luar prediksi kami di sektor pariwisata khususnya bagian perhotelan, karena jika dibandingkan tahun sebelumnya tahun ini tingkat kunjungan hotel sangat sedikit," kata Kevin.

Dirinya menyinggung kondisi perekonomian masyarakat belakangan ini yang membuat banyak orang lebih memilih pulang ke rumah dibandingkan menginap di hotel. 

Kevin juga mengaitkan kebijakan pemangkasan anggaran oleh pemerintah yang berdampak pada industri perhotelan. Agenda MICE (meetings, incentives, conventions, and exhibitions) oleh pemerintah yang menjadi andalan pemasukan pengelola hotel menurun drastis.

"Kami selaku pelaku usaha khususnya perhotelan berharap adanya kebijakan - kebijakan pemerintah yang dapat mendorong ekonomi masyarakat sehingga minat daya beli masyarakat tetap ada khususnya bagian pariwisata dan perhotelan," katanya.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatra Utara Denny S Wardhana mengatakan pihaknya tengah mencari jalan keluar untuk mengatasi lesunya industri perhotelan di Sumatra Utara.

Dia mengatakan, keterisian kamar maupun agenda MICE di sejumlah hotel di Sumut saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan. Seusai libur Lebaran, rata-rata keterisian kamar hotel di Sumatra Utara hanya mampu menyentuh 30% lantaran masyarakat menghemat pengeluarannya.

Di sisi lain, kegiatan-kegiatan pertemuan maupun sejenisnya (MICE) yang kerap digelar instansi pemerintahan di hotel, dihentikan sama sekali sejak kebijakan nasional efisiensi anggaran diluncurkan.

"Agenda MICE dari pemerintah benar-benar nihil saat ini. Ini dampaknya akan kemana-mana," kata Denny.

Denny menyebut kebijakan efisiensi anggaran tak hanya berdampak pada bisnis hotel sendiri, namun juga merembet ke sektor-sektor lain seperti UMKM yang menyokong industri hotel.

Penurunan pendapatan hotel juga akan berpengaruh terhadap pendapatan daerah yang selama ini didominasi oleh sektor pajak dan retribusi, salah satunya pajak atas hotel, restoran, dan kafe.

"Ini yang tengah kami diskusikan. Dalam waktu dekat kami berencana akan bertemu dengan pemerintah di daerah untuk membahas masalah ini," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper