Bisnis.com, MEDAN - Kelompok Tani Karet 'Mbuah Page' (Poktan Karmage) di Desa Kuta Jurung Kec. Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir Kab. Deli Serdang, Sumatra Utara merasakan dampak dari menguatnya harga karet di pasar global.
Pekan lalu, pasar lelang yang digagas poktan berhasil menjual bahan olah karet (bokar) ke pabrik seharga Rp15.500 per kilogram.
Ketua Poktan Karmage Sungkunen Tarigan mengatakan, ini merupakan harga tertinggi bokar yang bisa dijual kelompok taninya sepanjang tahun 2024.
"Ini harga lelang tertinggi sepanjang tahun ini, tapi itu harga jual ke pabrik [karet] di mana kami harus mengantar juga bokarnya ke pabrik pemenang lelang. Kalau di tingkat petani, sekarang harga bokar normalnya Rp12.000 per kg," kata Sungkunen saat dihubungi Bisnis, Jumat (11/10/2024).
Sungkunen mengatakan, perbaikan harga karet di bursa berjangka dalam sebulan terakhir telah menambah gairah petani untuk mengolah lagi kebun dan menyadap karet mereka.
Pasalnya, harga bokar antarpetani di wilayahnya kini menyentuh Rp12.000 per kg. Harga tawar ini bisa lebih rendah atau bahkan lebih tinggi tergantung kualitas bokar petani.
Baca Juga
Sungkunen pun membandingkan dengan tahun lalu, saat di mana harga bokar berada di bawah Rp8.000 per kg. Para petani karet yang putus asa, enggan menyadap getah karet di kebun karena harga yang tak imbang dengan biaya produksi. Sebagian besar kebun bahkan dialihtanam ke jenis komoditas lain yang lebih menguntungkan.
Kendati harga bokar di level petani terbilang lebih baik, Sungkunen berharap ke depan harga jual bokar antar petani bisa lebih tinggi.
"Kalau bisa, Rp15.500 itulah harga antarpetani, bukan harga jual ke pabrik. Atau bisa lebih tinggi karena dulu satu kilogram bokar itu seharga satu kilogram beras," jelasnya.
Sungkunen pun berharap harga bokar yang naik daun ini bisa terus berlanjut. Dia meminta pemerintah ikut turun tangan untuk menjaga kestabilan harga salah satu komoditas terbesar di Sumut ini.
"Harapan kami sebagai petani karet tidak muluk-muluk. Selama harga karet itu naik terus atau stabil saja, itu sudah cukup," kata Sungkunen.
Sebagai informasi, harga karet di pasar berjangka Singapura meroket tajam dalam sebulan terakhir. Karet SICOM-TSR20 untuk bulan kontrak utama Desember bahkan tercatat naik signifikan ke level US$214,2 sen dalam penutupan pasar pada 7 Oktober kemarin.
Per hari ini, Jumat (11/10/2024), harga closing SICOM-TSR20 terpantau berada di level US$197,9 sen.
Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah menyampaikan, penyebab utama naiknya harga karet ialah akibat pasokan bahan baku dari negara-negara produsen seperti Indonesia, Vietnam, dan Thailand yang berkurang. Hal itu lantaran negara-negara produsen tersebut tengah dilanda musim hujan sehingga membuat produksi kebun karet menurun.
"Kondisi ini akan memengaruhi kinerja produksi pabrik pengolahan karet karena ketersediaan bahan baku yang kurang," ujar Edy.
Sementara itu, permintaan dari pabrik ban diketahui meningkat. Seperti tampak pada peningkatan volume ekspor karet alam dari Sumut pada pengapalan Agustus lalu akibat meningkatnya permintaan bahan baku terutama dari India, lantaran rendahnya tingkat persediaan di pabrik ban.
Kondisi-kondisi itu telah mengerek harga karet ke level yang cukup tinggi sepanjang tahun ini.