Bisnis.com, PALEMBANG — Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) mengungkapkan kebun karet di wilayah Sumatra Selatan masih menjadi komoditas yang menjanjikan ke depan.
Ketua Gapkindo Sumsel Alex K. Eddy mengatakan hal itu terindikasi dari beberapa kondisi mulai dari jumlah produksi serta volume ekspor karet pada tahun ini.
Dari sisi produksi, Sumsel mencatatkan jumlah mencapai 272.917 ton dari periode Januari hingga April 2025. Adapun masing-masing produksi setiap bulan yaitu Januari 68.375 Januari, 68.472 pada Februari, 69.739 ton Maret, serta 66.331 April. Pada periode yang sama tahun 2023, produksi karet Sumsel mencapai 271.115 ton dan pada 2024 sebanyak 248.921 ton.
Adapun tren produksi yang relatif positif ini dipengaruhi oleh penyakit daun yang mulai mereda sepanjang tahun ini. Kendati demikian, faktor yang memiliki peran lebih besar dalam peningkatan produksi adalah tren harga yang mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun 2024.
“Kebun karet di Sumsel masih menjanjikan, petan-petani masih mengandalkan karet. Harganya meningkat, sehingga para petani memiliki gairah lagi untuk menyadap karet di kebunnya,” ujarnya dikutip Sabtu (5/7/2025).
Selain itu, karet Sumsel yang masih menggeliat ini juga dapat dilihat dari tren ekspor komoditas itu yang cenderung mengalami peningkatan.
Baca Juga
Berdasarkan catatan, ekspor karet Sumsel sepanjang tahun 2023 mencapai 758.326 ton, dan pada 2024 sebanyak. 740.624. Sementara dari Januari hingga April 2025 jumlahnya sebanyak 264.083 ton.
“Memang dari Januari hingga Mei 2024 berbanding periode yang sama tahun ini ekspor karet ada peningkatan,” katanya.
Adapun dari laporan Badan Pusat Statistik, ekspor komoditas karet dari periode Januari hingga Mei 2025 di Sumsel tercatat mencapai US$690,45 juta. Nilai itu mengalami peningkatan sebesar 46,99% dibandingkan. periode yang sama 2024 yang sebesar US$469,72 juta.