Bisnis.com, MEDAN – Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara (Sumut) menyebut harga karet alam di Bursa Berjangka Singapura (SGX) kembali menguat usai Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif resiprokal ditunda selama 90 hari.
Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut Edy Irwansyah mengatakan, harga karet SICOM-TSR20 untuk kontrak berjangka bulan Mei naik lebih dari 7 sen AS per Kamis (10/4) sore menjadi 165.5 sen AS per kg.
“Kamis sore pukul 16.14 WIB terpantau naik lebih dari 7 sen,” ujar Edy dikutip Jumat (11/4/2025).
Kenaikan itu tercatat lebih rendah dibanding pantauan pada Kamis pagi atau sesaat setelah Trump mengumumkan penangguhan penerapan tarif impor AS.
Edy menyebut karet SICOM-TSR20 naik tajam di bursa berjangka SGX pada Kamis (10/4) pagi pukul 7.33 WIB, tertinggi mencapai 14,3 sen AS untuk kontrak bulan Mei, menjadi 172.2 sen AS per kg.
Dikatakan Edy, pasar karet alam sempat panik usai AS menetapkan tarif impor baru bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia yang dikenakan tarif impor 32%.
Baca Juga
Sehari usai pengumuman tarif dagang terbaru AS atau persisnya tanggal 3 April 2025, bursa berjangka karet di SGX melemah.
“Pasar panik sehingga harga pada kontrak Mei turun 7,5 sen AS per kg menjadi 185.6,” kata Edy.
Hal itu tak lain karena AS menjadi pasar terbesar kedua karet alam khususnya dari Sumatra Utara. Sepanjang 2024, sebanyak 20,11% dari total ekspor karet alam dari Sumut menuju pasar AS, menduduki posisi kedua setelah Jepang yang menyerap hingga 29,66% karet dari Sumut.
“Dengan pangsa ekspor ke AS mencapai 20,11%, kebijakan tariff AS dapat mengancam penurunan volume ekspor dan mempengaruhi industri karet di Sumatra Utara secara signifikan,” ujar Edy Kamis (3/4) dikutip Jumat (11/4). (240)