Bisnis.com, PALEMBANG — Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sumatra Selatan melaporkan realisasi investasi di wilayah itu telah mencapai Rp26,39 triliun pada semester I/2025.
Plt. Sekretaris DPMPTSP Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Eko Agusrianto mengatakan realisasi itu baru mencapai 33,47% dari target yang ditetapkan sebesar Rp78,85 triliun. Namun, apabila dilihat dari target RPJMD yang sebesar Rp42,5 triliun, capaian investasi itu sebesar 62,09%.
“Kita lihat juga kepatuhan pelaku usaha untuk melaporkan usahanya meningkat dari 10.048 pada tahun 2024, tahun ini menjadi 16.192 pelaku usaha,” katanya saat ditemui Bisnis, Senin (25/8/2025).
Dia menerangkan untuk penanaman modal asing (PMA) terbesar berada di Ogan Komering Ilir yang mencapai Rp4,61 triliun atau sebesar 55,30%. Investasi itu berasal dari kelanjutan perluasan pabrik di Industri pengelolaan yakni OKI Pulp and Paper.
Sedangkan untuk penanaman modal dalam negeri, lokasi terbesar berada di Kota Palembang senilai Rp6,80 triliun atau 37,67%.
“Untuk PMA terbesar itu dari proyek lanjutan perluasan OKI Pulp and Paper II dan III untuk pabrik tisu, sedangkan Palembang itu dari Pabrik Pusri [IIIB] yang saat ini masih pembangunan,” jelasnya.
Eko memerinci subsektor terbesar dari investasi di Sumsel sepanjang pertengahan tahun ini diantaranya untuk PMA yaitu industri kertas dan percetakan Rp4,59 triliun, listrik gas dan air Rp1,84 miliar, industri makanan Rp557 miliar.
Lalu subsektor transportasi gudang dan telekomunikasi Rp352 miliar dan industri kayu Rp276 miliar.
Kemudian untuk penanaman modal dalam negeri tertinggi dari subsektor pertambangan Rp4,62 triliun, industri kimia dan farmasi Rp3,58 triliun, jasa lainnya Rp2,42 triliun.
Selanjutnya subsektor tanaman pangan perkebunan dan peternakan Rp2,21 miliar, serta industri makanan Rp976 miliar.
“Dari total investasi itu jumlah penyerapan tenaga kerja baru sebanyak 32.403, itu yang dilaporkan para pelaku usaha melalui sistem,” katanya.
Adapun untuk negara yang paling besar menanamkan modalnya di Sumsel meliputi Singapura Rp5,17 triliun, China Rp1,64 triliun, Malaysia Rp567 miliar, Inggris Rp229 miliar, dan Jepang Rp229 miliar.