Bisnis.com, PALEMBANG – Badan Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan melakukan pelepasan ekspor komoditas pertanian/perkebunan dan perikanan asal Sumatra Selatan (Sumsel) dengan total nilai Rp153,3 miliar.
Adapun rincian dari komoditas pertanian dan perkebunan terdiri dari kayu olahan, bubuk teh, santan kelapa, palm kernel expeller, karet lempengan dan kelapa bulat dengan nilai mencapai Rp151 miliar.
Pejabat Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumsel, Azhar Ismail mengatakan salah satu komoditas asal Sumsel yang rutin diekspor dan menunjukkan tren peningkatan signifikan yakni karet lempengan dengan tujuan ke berbagai negara.
“Mulai ke Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, India, Srilanka dan Rusia,” katanya, usai melepas ekspor komoditas di Pelabuhan Boom Baru, Palembang, Jumat (8/12/2023).
Sedangkan untuk komoditas perikanan, produk yang diekspor berupa paha kodok dengan jumlah 17.076 kilogram senilai Rp2,3 miliar dengan negara tujuan yakni Prancis.
Azhar menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya memfasilitasi border tetapi juga melakukan pendampingan pemenuhan persyaratan ekspor agar produk dapat diterima di masing-masing negara tujuan.
Baca Juga
Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M. Panggabean menuturkan Provinsi Sumsel masih menyimpan banyak potensi komoditas yang bisa diekspor, seperti kelapa dan durian.
“Potensi durian sangat banyak dan mereka (konsumen) merasa cita rasa durian dari Sumsel cukup unik dan bervariasi. Itu menarik untuk mereka,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Sahat, Badan Karantina sangat membuka peluang dan terus mendorong pemerintah daerah dapat menyiapkan hal tersebut.
Di lain sisi, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan pelepasan ekspor ini turut membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi di Bumi Sriwijaya.
Menurutnya, dengan adanya aktivitas ekspor telah mengindikasikan bahwa kebutuhan komoditas untuk di daerah telah terpenuhi.
“Ini sekaligus menunjukkan sinergitas seluruh lapisan, baik dari instansi pemerintah seperti Badan Karantina, Bea Cukai, Imigrasi serta para pengusaha, petani, dan pekebun komoditas yang dihasilkan,” pungkasnya.