Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Target Penerimaan Bea dan Cukai 2023 KPPBC Teluk Bayur Turun Signifikan

Sesuai dengan arahan pemerintah pusat target penerimaan bea dan cukai di KPPBC pada tahun ini hanya sebesar Rp1 triliun lebih.
Kepala Bea Cukai Teluk Bayur Indra Sucahyo. Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Kepala Bea Cukai Teluk Bayur Indra Sucahyo. Bisnis/Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Teluk Bayur Padang, Sumatra Barat, menyampaikan target penerimaan bea dan cukai pada tahun 2023 ini mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Kepala Bea Cukai Teluk Bayur Indra Sucahyo mengatakan sesuai dengan arahan pemerintah pusat target penerimaan bea dan cukai di KPPBC pada tahun ini hanya sebesar Rp1 triliun lebih. Berbeda dengan 2022, targetnya di angka Rp2,9 triliun dengan realisasinya mencapai Rp3,06 triliun atau sebesar 103,72 persen.

"Saya tidak tahu pasti alasan pemerintah pusat memberikan target penerimaan bea dan cukai Teluk Bayur di angka Rp1 triliun. Mungkin hal ini ada kaitan dengan kondisi ekonomi global tidak bisa dipastikan pada 2023," katanya, Selasa (31/1/2023).

Dia menyebutkan kendati terjadi penurunan target penerimaan bea dan cukai, bukan berarti akan terjadi penurunan ekspor dan impor di Sumbar pada tahun ini. Bahkan saat ini kondisi harga CPO di Sumbar terbilang cukup bagus, sehingga untuk ekspor dipekerjakan akan terus membalik.

"Jadi 90 persen lebih komoditas ekspor di Sumbar itu adalah CPO. Semoga kondisi harga CPO terus membaik dan perekonomian Sumbar tetap terjaga," ujarnya.

Indra berharap realisasi penerimaan bea dan cukai pada tahun 2023 ini melebihi target.

Sementara itu untuk realisasi penerimaan bea dan cukai sepanjang tahun 2022 mencapai Rp3,05 triliun. Jumlah ini melebihi dari target 103,72 persen atau tumbuh 12,73 persen yang didorong oleh kinerja cukai serta pertumbuhan bea keluar penerimaan bea keluar mengalami pertumbuhan sebesar 12,85 persen.

Hal ini didorong oleh tingginya harga komoditi CPO dan turunannya penerimaan bea masuk mengalami kontraksi sebesar 17,18 persen.

Indra menjelaskan melihat data itu, maka untuk penerimaan Bea Masuk (BM) mencapai Rp8,5 miliar, sementara target di angka Rp8 miliar.

Lalu untuk penerimaan Bea Keluar (BK) Rp3,4 triliun, sementara targetnya sebesar Rp2,9 triliun.

Menurut dia adanya pertumbuhan Bea Keluar disebabkan karena tingginya harga komoditas CPO dan turunannya yang terjadi di tahun 2022.

Indra menjelaskan bila melihat pada tahun 2021, harga referensi CPO mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibanding dengan tahun sebelumnya.

Sehingga terjadi tren kenaikan penerimaan bea keluar. Namun untuk produk Palm Kernel Shell dan RBD Palm Kernel Oil mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.

Adapun tujuan ekspor Sumbar terbesar itu ke Bangladesh, China, Mesir, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Myanmar, Belanda, dan Selandia Baru.

Serta ada dari Pakistan, Saudi Arabia, Singapura, Spanyol, Thailand, Amerika, Vietnam, Rusia, Italia, dan Brazil. Sedangkan untuk impor asal Sumbar datang dari China, Oman, Swedia, Thailand, India, dan Spanyol.

Dikatakannya secara kumulatif, penerimaan bea cukai mencatat pertumbuhan positif.

Harga Referensi CPO yaitu sebesar US$871,99 per ton untuk periode 16-31 Desember 2022 dan sebesar US$858,96 per ton untuk periode 1- 15 Januari 2023.

Dengan aktifnya kembali penerbangan internasional di Bandara Internasional Minangkabau, terdapat potensi tambahan Bea Masuk

"Untuk itu, kita mencatat sampai realisasi penerimaan mencapai 103,72 persen," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper