Bisnis.com, PADANG - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumatra Barat memastikan rencana pembangunan flyover atau jembatan layang di Sitinjau Lauik urung dilakukan.
Kepala Bappeda Sumbar Medi Iswandi menjelaskan urungnya rencana pembangunan flyover Sitinjau Lauik itu, karena dari hasil perhitungan anggaran yang dilakukan pemerintah pusat, nilai pembangunan bisa mencapai Rp4 triliun.
"Dalam kondisi negara saat ini, membuat pemerintah pusat memilih metode lainnya yakni geometrik atau dilakukan pelebaran dengan membangun sisi jurang," katanya, Jumat (24/6/2022).
Menurutnya perbaikan jalan di Sitinjau Lauik yang menggunakan metode geometri itu dianggap pemerintah pusat dari segi anggaran lebih kecil dari rencana pembangunan flyover.
Namun Medi mengaku berapa anggaran yang dibutuhkan perbaikan Sitinjau Lauik dengan metode pelebaran dengan membangun sisi jurang itu, masih dihitung oleh pemerintah pusat.
"Kewenangan perbaikan jalan Sitinjau Lauik ini di pusat, karena itu jalan nasional. Jadi bagaimana soal anggaran atau teknis lainnya, juga kita tunggu dari pemerintah pusat," tegasnya.
Tapi dia menyatakan tidak ada pembatalan perbaikan jalan Sitinjau Lauik, hanya saja metodenya yang diganti, dari rencana flyover ke metode geometri.
Medi menyebutkan selain masih menghitung pembangunan geometrik itu, pemerintah pusat nantinya juga menghitung, terkait teknis pembangunan yang ramah gempa.
"Karena di Sumbar ini cukup sering terjadi gempa. Jadi pembangunan yang dilakukan itu harus ramah gempa. Sehingga tidak menimbulkan resiko yang buruk, apalagi pembangunan dilakukan di pinggir jurang," ujarnya.
Untuk itu, Medi menyatakan, diperkirakan pada tahun 2022 desain untuk geometri ini sudah selesai. Sehingga pembangunan sudah bisa dimulai di tahun 2023.
Kemudian ditargetkan perbaikan jalan Sitinjau Lauik dengan metode geometri tersebut selesai pada tahun 2024 mendatang. (k56)