Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Provinsi Sumatra Barat, telah menetapkan berbagai potensi ekonomi di pedesaan untuk dikelola melalui Koperasi Desa Merah Putih dan tercatat ada beragam potensi di 19 kabupaten dan kota.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumbar Endrizal mengatakan pedesaan di Sumbar tersebar di berbagai kondisi alam, mulai dari laut hingga perbukitan. Semua kondisi itu, sangat potensi menumbuhkan perekonomian di pedesaan bila dikelola dengan baik.
"Potensi laut kami punya, hasil pertanian dan perkebunan juga ada, serta ditambah dengan alam yang indah untuk dijadikan pariwisata, dan kemudian turut membuat pelaku UMKM jadi ikut merasakan dampak positifnya," kata dia, Senin (7/7/2025).
Dia menjelaskan bicara soal potensi, dari sisi bahari, Sumbar memiliki 7 kabupaten dan kota yang berada di bentangan pantai samudera, mulai dari Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Padang, Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Padang Pariaman, Pasaman Barat, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai.
"Jadi desa yang berada di garis pantai itu, Kopdes Merah Putih nya akan menjalankan usaha yang bergerak di bidang perikanan, seperti budidaya ikan kerapu, lobster, wisata bahari, hingga produksi garam," ujarnya.
Seperti untuk budidaya ikan kerapu, saat ini dibeberapa titik desa di wilayah Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan, ada kerambah ikan kerapu. Selama ini usaha budidaya berjalan sendiri-sendiri, sehingga modal yang dibutuhkan pun lebih besar.
Baca Juga
Dengan adanya Kopdes Merah Putih, usaha budidaya ikan kerapu tersebut bisa dikelola lebih baik lagi. Mulai dari permodalannya, penjualannya, dan bila berjalan lancar, bisa saja melalui kopdes, Sumbar menjadi sentra nya penghasil ikan kerapu hasil budidaya.
"Saya melihat potensi bahari di Sumbar ini dapat mengangkat ekonomi lebih baik lagi. Tidak hanya soal perikanan, wisata bahari juga bisa dikelola dengan baik pula," sebutnya.
Sementara untuk potensi pertanian/perkebunan, bisa dikatakan hampir seluruh kabupaten dan kota di Sumbar memiliki potensi yang bagus untuk dikelolah melalui Kopdes Merah Putih itu. Misalnya untuk hasil perkebunan yang menghasilkan komoditas ekspor yakni gambir.
Kopdes bisa hadir untuk menapung hasil panen petani, dan kemudian Kopdes lah membangun jaringan ke pelaku eksportir, untuk menjual hasil perkebunannya.
“Bila hal ini jalan, maka Kopdes dapat memutus rantai penjualan dari pengepul/agen, dimana selama ini yang menetukan harga jual beli gambir adalah pengepul, dan hal tersebut yang kami duga menjadi penyebab turunnya harga gambir di tingkat petani. Namun untuk menjalankan rencana ini, akan ada kerjasama antara Kopdes dengan eksportir, terlebih dahulu,” ujarnya.
Namun Endrizal menyatakan untuk pembentukan Kopdes Merah Putih di Sumbar pada tahap awal ini, belum menerapkan koperasi simpan pinjam. Hal ini mengingat dan menimbang, adanya kondisi yang kurang baik berjalan melihat koperasi-koperasi yang ada di Sumbar saat ini.
"Ada ribuan koperasi di Sumbar yang tidak aktif, sebagian besar koperasi simpan pinjam. Makanya untuk kopdes kami belum terapkan dulu koperasi simpan pinjamnya," tutup dia.