Bisnis.com, PALEMBANG — Penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Sumatra Selatan diperkirakan berlangsung cukup panjang tahun ini.
Kondisi itu sejalan dengan berlangsungnya musim kemarau di Sumatra Selatan (Sumsel) yang secara historis juga berlangsung lebih lama.
Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan (Dalkarhut) Kementerian Kehutanan Ferdian Kristanto mengungkapkan prediksi musim kemarau tahun ini akan berlangsung mulai bulan Juli hingga Agustus.
Namun, antisipasi terjadinya karhutla dilakukan sejak Mei hingga Oktober mendatang.
“Karena di Sumsel biasanya kemarau bisa memanjang (lebih lama) sampai Oktober,” kata dia, dikutip Rabu (14/5/2025).
Menurut Ferdian, kondisi tahun ini diperkirakan sama dengan 2023. Meskipun puncak kemarau telah terlewati tetapi bencana kebakaran masih tetap tinggi di bulan-bulan berikutnya.
Baca Juga
Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap kemarau panjang dinilai perlu dilakukan.
“Seperti 2023, kemarau yang terjadi cukup panjang sampai akhir tahun,” ujar Ferdian.
Dia juga mengingatkan agar penetapan status siaga darurat dari masing-masing kabupaten/kota di Sumsel mengikuti kondisi kemarau.
Selain itu diharapkan juga langkah peningkatan status dibarengi dengan pelaksanaan operasi modifikasi cuaca atau OMC, sebagai antisipasi dampak ekstrem kemarau.
“Nanti kalau sudah penetapan status siaga provinsi biasanya dijadwalkan juga untuk OMC. Semoga (OMC) di waktu tepat saat masih ada potensi hujan,” pungkasnya.