Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Endemis PMK, Sumut Gencarkan Edukasi ke Peternak untuk Cegah Penularan

Kasus penularan PMK pada ternak di Sumut terus turun sejak ledakan kembali penyakit ini.
Sapi untuk kurban di Medan, Minggu (16/6/2024). - Bisnis/Delfi/K68
Sapi untuk kurban di Medan, Minggu (16/6/2024). - Bisnis/Delfi/K68

Bisnis.com, MEDAN – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Sumatra Utara (Sumut) menyebut pihaknya menggencarkan sosialisasi ke kelompok peternak untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah ini.

Kepala Disbunak Sumut Zakir Syarif Daulay mengatakan, Sumut merupakan wilayah endemis PMK sejak meledaknya kasus penularan ternak di wilayah ini pada 2022 silam. Lebih dari 20 ribu kasus penularan PMK terjadi di Sumut pada masa itu setelah hampir 40 tahun tak tercatat adanya penularan, dengan 26 kabupaten/ kota tercatat sebagai zona merah.

Meski hingga saat ini penurunan kasus PMK pada kelompok hewan ternak di Sumut tercatat amat signifikan, Zakir mengatakan edukasi dan sosialisasi perlu dilakukan sebagai antisipasi. Terutama di daerah dengan tingkat kepadatan populasi ternak yang tinggi seperti antara lain Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Labuhanbatu Utara, Asahan, Simalungun, hingga Kabupaten Batubara.

“Kami sudah berkolaborasi dengan Balai Veteriner Medan, lalu Dinas Pertanian Kabupaten Langkat, Deli Serdang, dan Serdang Bedagai untuk menggencarkan edukasi pencegahan PMK pada 7 Januari kemarin ke kelompok-kelompok peternak,” kata Zakir saat dihubungi Bisnis, Senin (20/1/2025).

Dijelaskan Zakir, edukasi yang diberikan kepada peternak terdiri dari beberapa bagian, mulai dari penanganan hewan yang sakit, hingga treatment atas hewan ternak yang baru saja dibeli.

Dia mengatakan, penularan PMK salah satunya ialah akibat peternak melewatkan masa isolasi untuk ternak baru. Dengan kata lain, ternak yang baru dibeli (datang) tidak boleh langsung dicampur dengan ternak yang telah ada di kandang untuk mencegah kemungkinan adanya penyakit bawaan.

Selain melakukan edukasi, Zakir menyebut pihaknya juga mendistribusikan obat-obatan dan disinfektan ke peternak di sejumlah daerah yang dikunjungi untuk perawatan ternak dan kandang.

Diakuinya, jumlah obat dan disinfektan tersebut memang belum mampu menjangkau seluruh peternak seiring keterbatasan anggaran. Disbunak Sumut pun telah memiliki link-group untuk petugas kesehatan hewan (keswan) se-Sumut untuk berkoordinasi terkait penanganan bila ada laporan dari masyarakat.

“Untuk vaksinasi, di Sumut belum kita lakukan karena memang vaksinnya belum tiba. Kami sudah bersurat ke pemerintah pusat untuk meminta jatah vaksin,” kata Zakir.

Berdasarkan data Bidang Perlindungan dan Kesehatan Hewan Disbunak Sumut, kasus penularan PMK pada ternak di Sumut terus turun sejak ledakan kembali penyakit ini pada tahun 2022 lalu. Dari 20 ribu kasus pada tahun itu, tercatat menjadi 96 kasus di tahun 2023, dan terus turun hingga 41 kasus di tahun 2024.

Angka kematian hewan akibat PMK juga terbilang nihil pada tahun 2023 dan 2024. Sedangkan di 2022, Zakir menyebut ada sekitar 25 ekor sapi yang mati.

Sebagai informasi, saat ini populasi ternak sapi di Sumut mencapai 633 ribu ekor, sedangkan populasi kerbau sekitar 36 ribu ekor.

Per 14 Januari kemarin, telah ada 4 laporan penularan PMK dari Kabupaten Serdang Bedagai dan Labuhanbatu yang menjangkiti sapi. Namun Zakir mengatakan sejauh ini laporan tersebut telah ditangani.

“Kondisi saat ini kita masih dalam situasi aman. Mudah-mudahan tidak berubah [statusnya]. Memang ada beberapa kejadian di dua kabupaten, tapi itu juga sudah ditangani. Kami mengimbau kepada peternak kita untuk segera melapor ke kami untuk penanganan lanjut jika menemukan kasus atau dugaan ternak terinfeksi penyakit ini,” tutupnya. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper