Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Cahaya Terang' Bisnis Minuman Kekinian di Medan

Bisnis minuman kekinian di medan kian naik daun saat ini di tengah tren naik
Pemilik Bobabox Aprial Syahputra meninjau salah satu outlet Bobabox miliknya/istimewa
Pemilik Bobabox Aprial Syahputra meninjau salah satu outlet Bobabox miliknya/istimewa

Bisnis.com, MEDAN- Bak jamur yang membiak di satu musim, bisnis makanan dan minuman kekinian memiliki musim seminya sendiri. Termasuk minuman manis berbahan dasar teh susu atau milktea dengan campuran bola-bola kecil berwarna coklat nan kenyal yang lazim disebut boba.

Pada masanya, minuman boba begitu diminati, terutama oleh generasi muda. Tak heran jika gerai-gerai minuman kekinian itu bertebaran hampir setiap jengkal dan bersaing ketat memperebutkan hati pelanggan.

Antusiasme masyarakat terhadap minuman boba yang fenomenal itu ditangkap Aprial Syahputra pertengahan tahun 2020 silam. Mantan pegawai swasta ini mendirikan Bobabox kurang lebih setengah tahun setelah pandemi mewabah, lantaran seluruh panggilan kerja yang 

“Saya sudah mau tes kesehatan setelah interview kerja di Jakarta waktu itu, namun perusahaan terpaksa menunda karena pandemi. Akhirnya, Maret 2020 saya kembali ke Medan,” cerita Aprial, beberapa waktu lalu.

Bisnis minuman bukan dunia baru bagi Aprial. Dia bercerita bahwa ibunya dulu berdagang minuman di pasar dekat rumahnya di Jalan Setia Budi Medan, selama puluhan tahun.

Sejarah itu membuatnya yakin untuk membangun usaha sendiri, namun dengan konsep yang lebih digandrungi anak muda, pasar yang dibidik Aprial. Sisa gaji dari pekerjaan sebelumnya lantas dia habiskan untuk mendirikan Bobabox di rumahnya.

“Modal awal saya itu Rp8 juta, sisa gaji setahun kemarin. Sebulan pertama, saya jualan dari rumah karena belum punya outlet, sambil cari-cari outlet second juga untuk menghemat pengeluaran,” ujarnya.

Diakui Aprial, pandemi membawa berkah bagi bisnis minuman boba yang baru dirintisnya. Dari 60 cup yang terjual pada hari pertama, permintaan akan Bobabox lewat aplikasi pembelian online terus meningkat.

Tak sampai 3 bulan, cabang kedua Bobabox ia buka, murni dari hasil penjualan tanpa meminjam dari lembaga maupun industri keuangan manapun.

Hingga kini, telah ada 20 cabang Bobabox di sekitaran Medan-Deli Serdang, di mana 13 diantaranya ialah waralaba atau franchise.

“Kami membuka model bisnis franchise untuk Bobabox ini. Rata-rata mitra franchise kami sejauh ini adalah pegawai bank. Ada juga yang ASN (aparatur sipil negara),” terang Aprial.

Aprial mengungkapkan bahwa persaingan bisnis minuman kekinian khususnya di Medan semakin sengit. Selain boba, minuman berbasis teh juga semakin menjamur. Tak jarang, harga yang ditawarkan jauh lebih murah dengan porsi yang jumbo.

Kendati diakuinya jenis minuman tersebut bukanlah pesaing utama Bobabox, usaha Aprial tetap terdampak. Generasi Z yang gampang berpindah ke lain hati dalam hal jajanan cukup membuat Bobabox tersengal.

“Dari awal usaha, kami memang ingin setara dengan brand boba level menengah ke atas yang lebih dulu tenar, namun kami versi low budget. Tapi, karena kebanyakan target pasar kami adalah gen-Z yang gampang mencoba hal baru, kami cukup tertekan di sana,” akunya.

Aprial pun mengaku telah merancang sejumlah strategi agar tetap menjadi pilihan konsumennya. Di samping 17 varian rasa minuman dengan boba yang kini dijual mulai harga Rp10.000,- hingga Rp15.0000,- per cup, Bobabox juga mulai menjual boba mentah bikinan mereka secara luas.

Dikatakannya, boba rumahan alias bikinan sendiri merupakan ciri khas Bobabox. Selain untuk menjaga kualitas, membuat boba sendiri dinilainya lebih menghemat pengeluaran.

Terlebih, Aprial menyebut boba produksi Bobabox telah memiliki sertifikat halal, sehingga hanya perlu menggencarkan pemasaran.

“Kami mensupport bahan baku untuk franchise kami. Kami juga menjual bahan baku untuk UMKM sejenis dan mulai menawarkan ke konsumen minuman kami juga, di samping menjual lewat marketplace,” jelas Aprial.

Meski tak semerona awalnya, bisnis Bobabox terbilang masih cukup menggoda. Namun demikian, inovasi dan strategi harus jadi perhatian utama agar tetap masuk gelanggang persaingan.

Aprial pun menegaskan dirinya ingin bersaing secara sehat. Dia menerapkan ajaran keyakinannya untuk menarik simpati pelanggan, seperti konsep Jumat berkah.

“Untuk outlet yang dekat dengan masjid, setiap hari Jumat kami menyediakan sejumlah minuman gratis untuk Jemaah yang solat Jumat. Sedangkan di gerai lain, setiap Jumat itu kami adakan promo beli 2 gratis 1. Alhamdulillah itu cukup jadi penarik omzet,” terangnya. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper