Bisnis.com, MEDAN - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Sumatra Utara kembali surplus hingga US$404,44 juta pada periode Juli 2024 lantaran nilai ekspor Sumut tercatat lebih besar dibanding impor.
Diketahui, nilai ekspor Sumut pada Juli ialah US$969,75 juta, di mana 92,51% nya disumbang oleh ekspor bahan baku untuk sektor industri.
Data BPS Sumut menunjukkan bahwa nilai ekspor Sumut periode ini naik sebanyak 12,59% dari bulan sebelumnya.
Tak hanya menjual komoditas, Sumut juga mengimpor sejumlah bahan baku dari luar untuk mendukung kebutuhan dalam negeri.
Kepala BPS Sumut Asim Saputra mengatakan, nilai impor pada Juli 2024 meningkat sebesar 24,10% dibanding bulan Juni menjadi US$565,31 juta.
Dia menyebut, Sumut paling banyak mengimpor bahan baku penolong dengan share mencapai 78,78% dari total impor. Diikuti barang konsumsi dan barang modal, dengan share asing-masing 12,25% dan 8,97%.
Baca Juga
Nilai ekspor yang lebih besar dibanding impor menghasilkan selisih dalam neraca perdagangan Sumut dengan total mencapai US$404,44 juta.
"Ini modal besar kita untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih progresif di Sumatra Utara," kata Asim, dikutip Selasa (3/9/2024).
Kendati, surplus neraca perdagangan periode Juli yang sebesar US$404,44 juta disebut Asim menurun sekitar 0,03% dibanding Juni 2024.
Catatan BPS menunjukkan bahwa selisih neraca perdagangan pada bulan Juni sebesar US$405,87 juta.
Kondisi itu dipengaruhi oleh adanya penurunan impor yang mencapai 9,01% (mtm) pada Juni lalu, sementara kinerja bulanan ekspor terpantau hanya goyah sekitar 0,9% (mtm). (K68)