Bisnis.com, PEKANBARU — Harga jual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau saat ini terus naik tinggi dan sudah melampaui angka Rp3.000 per kg. Dampaknya, perekonomian daerah di Bumi Lancang Kuning berada dalam kondisi stabil dan tumbuh positif sebesar 3,70%.
Ketua Umum Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Medali Emas Manurung mengatakan bahwa saat ini Riau semakin maju dan harga sawit Riau yang stabil menjadi momentum bagi kebangkitan sawit nasional.
"Melihat Riau kini maju, karena ada 4,1 juta hektare lahan sawit menurut KLHK 2021. Faktanya, 68% ekonomi sawit itu ditolong para petani," ujarnya pada Sabtu (10/8/2024).
Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat bahwa daerah itu mengalami pertumbuhan ekonomi kuartal II/2024 sebesar 3,70% (year-on-year/YoY) dibandingkan triwulan II/2023. Pertumbuhan tersebut terjadi di sebagian besar sektor usaha.
Jika dihitung tanpa sektor minyak dan gas (migas), ekonomi Riau kuartal II/2024 tumbuh sebesar 4,61%.
Gulat mengatakan ekonomi Riau sangat tergantung terhadap petani sawit. Buktinya, saat harga TBS kurang dari Rp1.500 per kg, mahasiswa dari keluarga petani sawit 90% menunggak biaya kuliah.
Baca Juga
Namun demikian, kini para petani sawit di Riau menerima harga rata rata Rp2.600—3.050 per kilogram. Sejumlah efeknya seperti tidak ada satupun showroom mobil yang kosong penjualan, serta tidak ada kredit macet.
Pameran Sawit
Penjabat Gubernur Riau SF Hariyanto menjelaskan bahwa kegiatan Sawit Indonesia Expo and Conference (SIEXPO) 2024 yang berlangsung saat harga sawit sedang tinggi diharapkan menjadi ajang promosi, baik bagi pemerintah maupun pelaku usaha, serta memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya menggambarkan pengelolaan perkebunan sawit di Riau yang berkelanjutan, baik aspek sosial ekonomi maupun lingkungan.
"Kami menyampaikan selamat menyelenggarakan pameran Sawit Indonesia Expo, semoga acara ini berjalan dengan lancar sesuai harapan kita semua," ujarnya.
Anggota DPR Komisi VII DPR RI Muhammad Nasir mengatakan bahwa ekonomi di Riau ini sudah baik dan bertambah baik karena sawit. Bahkan, ketika wabah Covid melanda, ekonomi Riau tetap terjaga lantaran ada komoditas sawit.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Syahrial Abdi mengatakan 6,7 juta rakyat Riau bergantung pada sektor sawit. Karena itu pihaknya berkomitmen memperbaiki dari hulu yaitu terkait isu lahan.
"Kemudian di tengah itu perizinan, budidaya dan terakhir di tata niaga. Kemarin itu hebohnya di kawasan hutan, PSR itu tidak terserap dengan baik. Kemudian ada perintah gercep STDB [Surat Tanda Daftar Budidaya], ada PTSL [Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap], program Presiden Jokowi bagi bagi Sertifikat Hak Milik [SHM], kemudian hari ini memandang komoditas sawit yang menjadi penting bagi Riau karena 60% perekonomian Riau bergantung di sana," pungkasnya.