Bisnis.com, PEKANBARU — Festival Pacu Jalur, agenda unggulan Kharisma Event Nusantara (KEN) yang digelar setiap Agustus di Tepian Narosa, Taluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, kini menjadi sorotan dunia.
Tradisi mendayung perahu panjang ini mendadak viral di platform video pendek TikTok, memicu tren “Aura Farming” yang menarik perhatian warganet global.
Tren ini menampilkan potongan video para pendayung cilik Pacu Jalur dengan gerakan khas memutar tangan dan mengayun badan untuk menjaga keseimbangan saat perahu melaju kencang. Aksi ini diiringi musik latar “Young Black & Rich” karya Melly Mike, menciptakan aura percaya diri dan kekuatan yang dianggap sebagai bentuk “tokoh utama” dalam tren Aura Farming.
Menurut situs Know Your Meme, tren Aura Farming mulai viral sejak September 2024. Dalam konteks budaya, tren ini menjadi jembatan digital yang memperkenalkan warisan lokal Indonesia kepada dunia secara atraktif dan emosional.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat, menyebut fenomena viral Pacu Jalur ini sebagai momentum penting dalam penguatan citra pariwisata budaya Riau di tingkat global.
“Kami sangat bangga, Pacu Jalur yang selama ini menjadi tradisi masyarakat Kuantan Singingi, kini mendapat tempat di hati masyarakat internasional. Ini membuktikan bahwa kearifan lokal kita punya daya tarik universal,” ujarnya, Rabu (2/7/2025).
Baca Juga
Ia menjelaskan, Pacu Jalur berakar dari kebutuhan transportasi masyarakat di sepanjang Sungai Batang Kuantan. Perahu panjang atau "jalur" dulunya digunakan untuk mengangkut hasil bumi dan penumpang antardesa, sebelum akhirnya berkembang menjadi ajang perlombaan sejak masa penjajahan Belanda pada 1890.
“Dulu Pacu Jalur digelar untuk peringatan hari lahir Ratu Belanda, kemudian menjadi tradisi tahunan menyambut Hari Kemerdekaan RI. Saat ini, kita menjadikannya sebagai ikon budaya nasional sekaligus pariwisata internasional,” jelas Roni.
Setiap jalur yang digunakan dalam perlombaan dibuat secara swadaya oleh masyarakat, dengan biaya hingga Rp100 juta per unit. Satu jalur biasanya didayung oleh 50–60 orang, dengan peran-peran penting seperti tukang concang (pemberi aba-aba), tukang pinggang (pengemudi), tukang tari, dan tukang onjai.
Ajang Pacu Jalur dimulai dengan bunyi tiga kali letusan meriam karbit sebagai tanda start, lalu ratusan pendayung beradu cepat menyusuri Sungai Kuantan dengan semangat membara, disaksikan ribuan penonton di sepanjang Tepian Narosa.
Pemerintah terus mendukung kelestarian tradisi ini melalui bantuan anggaran hingga ratusan juta rupiah setiap tahunnya, termasuk hadiah juara yang mencapai puluhan juta rupiah per kategori.
Ilustrasi Pacu Jalur karya Wastana Haikal bahkan pernah dipilih Google sebagai Doodle edisi Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2022, memperkuat pengakuan internasional atas warisan budaya ini.
Kepopuleran Pacu Jalur lewat TikTok dinilai menjadi tonggak penting promosi pariwisata budaya berbasis digital. Netizen dari berbagai negara seperti Jepang, Brasil, Polandia hingga AS mengungkapkan kekaguman mereka atas kekompakan dan semangat para pendayung cilik.
“Dari sisi pariwisata, ini adalah berkah. Sekarang kita tidak hanya menjual keindahan alam, tapi juga menjual kekuatan budaya. Kami berharap tren ini mendorong lebih banyak wisatawan datang ke Riau, khususnya Kuantan Singingi,” tambah Roni.
Viralnya Pacu Jalur lewat Aura Farming tak hanya meningkatkan daya tarik wisata, tapi juga mempertegas pentingnya melestarikan budaya sebagai bagian dari jati diri bangsa. Ini membuktikan bahwa budaya daerah, jika dikemas kreatif, mampu menembus batas-batas negara dan menjadi inspirasi global.