Bisnis.com, PEKANBARU — Kinerja belanja negara di Provinsi Riau hingga 31 Mei 2025 mencatat perkembangan positif, khususnya pada pos Belanja Transfer ke Daerah yang tumbuh 7,06% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Riau, Heni Kartikawati, mengungkapkan pertumbuhan tersebut ditopang oleh peningkatan Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 5,35% dan lonjakan Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar 20,80%.
“Kenaikan ini memberikan dorongan fiskal penting bagi pemerintah daerah di Riau untuk memperkuat program-program pembangunan dan pelayanan publik, di tengah tren kontraksi pada pos belanja lainnya,” ujarnya, Kamis (19/6/2025).
Namun secara total, belanja negara di Riau hingga akhir Mei 2025 tercatat Rp11,26 triliun atau turun 2,48% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kontraksi ini terutama terjadi pada Belanja Pemerintah Pusat yang menyusut 25,86% akibat pemangkasan pagu anggaran.
Meski begitu, belanja untuk pegawai dan bantuan sosial masih mengalami pertumbuhan dan menjadi penyangga dalam menjaga stabilitas fiskal regional.
Di sisi pendapatan negara, Riau mencatatkan performa gemilang dengan total penerimaan Rp10,45 triliun, melesat 52,14% dibandingkan tahun lalu. Kinerja ini ditopang lonjakan penerimaan pajak lainnya sebesar 33.612%, serta kenaikan Bea Keluar sebesar 821,75% secara tahunan.
Baca Juga
Sebaliknya, pendapatan dari Pajak Penghasilan (PPh) mengalami kontraksi 2,11%, yang turut menekan kinerja penerimaan pajak secara keseluruhan. Sementara Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mengalami penurunan 3,97%, hanya mencapai Rp533,79 miliar.
Dari sisi penerimaan bea cukai, kinerja mencatat hasil paling mencolok, yakni 222,98% dari target tahunan atau setara Rp4,26 triliun, menjadikannya tulang punggung penerimaan negara di wilayah Riau.
Secara makro, geliat ekonomi regional Riau tetap terjaga, meskipun neraca APBN daerah kembali mengalami defisit Rp806,33 miliar, berbalik dari kondisi surplus pada bulan sebelumnya.
“Dari sektor eksternal, nilai ekspor Riau masih tinggi mencapai USD 7,93 miliar, dengan dominasi 97,78% berasal dari sektor industri pengolahan. Sementara impor sebesar USD 0,71 miliar, sebagian besar berupa bahan baku dan penolong,” jelas Heni.
Dari sisi harga, Riau mencatat deflasi sebesar 0,78% (month to month/mtm) pada Mei 2025, dipicu penurunan harga sejumlah komoditas pangan seperti cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit.