Bisnis.com, PALEMBANG — Nilai tukar petani (NTP) di Sumatra Selatan pada periode Juni 2025 justru mengalami penurunan tipis sebesar 2,10%.
Kepala Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan (BPS Sumsel) Moh Wahyu Yulianto menuturkan bahwa NTP Sumsel tercatat 122,38 atau lebih rendah dari Mei yang sebesar 125,01.
Menurutnya, penurunan itu sebagai dampak dari anjloknya indeks harga yang diterima petani sebesar 2,06% sedangkan indeks yang dibayar petani naik 0,04%.
“Dari sisi indeks konsumsi rumah tangga naik 0,02% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal juga naik 0,09%,” jelasnya, Selasa (1/7/2025).
Secara lebih rinci indeks harga yang diterima petani tercatat sebesar 154,82 dan yang dibayarkan petani naik menjadi 126,50.
Wahyu menjelaskan dari beberapa subsektor yang ada, tanaman pangan mampu mencapai angka lebih dari 100 atau lebih tepatnya 101,56 dengan kenaikan 0,60%.
Baca Juga
Kemudian subsektor yang juga menghijau atau dalam tren positif yaitu peternakan dengan nilai 103,58 dan kenaikan 0,15%.
“Sedangkan untuk (subsektor) hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, serta perikanan itu mengalami penurunan masing-masing 3,87% dan 2,80% dan 0,06%,”katanya.
Dia menambahkan untuk komoditas yang menyumbangkan andil terhadap NTP Sumsel periode Juni 2025.
Berdasarkan indeks yang diterima petani komoditas karet, kopi biji kering, kelapa sawit, cabai merah dan jagung seluruhnya kompak terkoreksi.
Sedangkan pada indeks konsumsi rumah tangga meliputi telur ayam ras, daging ayam, beras, kopi bubuk, dan ketimun semuanya tumbuh positif.
“Kemudian untuk biaya produksinya kenaikan terjadi pada upah pemanenan, upah pemangkasan, cuka getah, wadah penampung getah karet dan penggunaan herbisida,” tutupnya.