Bisnis.com, PALEMBANG — Perkembangan nilai tukar petani (NTP) di Sumatra Selatan mengalami penurunan sebesar 1,54% pada bulan Juli 2025.
Kepala Badan Pusat Statistik Sumatra Selatan (BPS Sumsel) Moh Wahyu Yulianto mengungkapkan setelah pernah mencapai level cukup tinggi yakni 132,94 pada Maret lalu, NTP di Sumsel terus menunjukkan penurunan hingga saat ini.
Pada Mei NTP Sumsel tercatat 125,01, kemudian turun pada Juni menjadi 122,38 dan pada periode Juli tercatat 120,50.
“Apabila kita lihat grafiknya, ini juga memperlihatkan kecenderungan penurunan NTP Sumsel,” ujarnya, Jumat (1/8/2025).
Wahyu menjelaskan faktor yang memengaruhi terjadinya penurunan NTP Sumsel yakni adanya penurunan pada indeks harga yang diterima petani sebesar 0,90% atau menjadi 153,42.
Sedangkan dari sisi indeks harga yang dibayar petani justru meningkat menjadi 127,32 atau sebesar 0,64%.
Baca Juga
“Kenaikan itu baik untuk konsumsi rumah tangganya maupun indeks biaya produksi dan penambahan barang modalnya,” katanya.
Adapun subsektor yang menyumbangkan penurunan yaitu tanaman perkebunan (2,06%), peternakan (1,36%), perikanan (0,24%), dan pembudidaya ikan (0,70%).
Kemudian untuk subsektor yang tumbuh yaitu tanaman pangan (0,01%), hortikultura (2,53%), dan nelayan (0,06%).
“Komoditas yang menarik hingga NTP menurun yaitu harga kopi, harga kakao, kelapa sawit, sapi potong, dan ketela pohon,” pungkasnya.