Bisnis.com, BATAM - Salah satu perusahaan top di Singapura, Sembcorp Industries akan mengembangkan dua kawasan industri rendah karbon di Batam.
Mereka menggandeng pengembang besar di Batam, Panbil Group. Proyek tersebut akan dibagi menjadi dua, dan salah satunya berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh. Kedua perusahaan sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU), 1 Agustus 2024 kemarin.
Sembcorp akan berinvestasi melalui anak perusahaannya, Sembcorb Development. CEO Sembcorp Development Lee Ark Boon mengatakan rekam jejak perusahaannya sangat teruji, terutama dalam bidang energi dan solusi perkotaan yang terintegrasi.
"Kawasan industri rendah karbon yang kami rencanakan ini akan mendukung terciptanya generasi baru dalam dunia bisnis yang ramah lingkungan dan promosikan model kemitraan Singapura dan Batam," ucapnya, Senin (5/8/2024).
Adapun dua kawasan yang akan dikembangkan di Batam, yakni proyek pertama berlokasi di Tembesi. "Kawasan industri ini seluas 100 hektare, yang akan mengakomodir berbagai sektor industri, mulai dari elektronik, kelistrikan, rekayasa presisi dan farmasi," paparnya.
Proyek selanjutnya yakni kawasan industri seluas 500 hektare di Tanjung Sauh, salah satu pulau kecil di Batam yang telah ditetapkan sebagai KEK untuk perindustrian. KEK ini dikelola oleh Panbil Group.
Baca Juga
Di KEK Tanjung Sauh, proyek yang diusulkan bertujuan untuk melayani industri ringan hingga menengah, serta bisnis yang boros energi seperti pelanggan manufaktur tingkat lanjut dan data center, dengan penyediaan energi terbaru dan solusi sirkular yang berkelanjutan.
Chairman Panbil Group Johannes Kennedy Aritonang mengatakan potensi kemitraan Panbil dengan Sembcorp datang pada waktu yang tepat.
"Pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Batam sebesar 7% melampaui rata-rata nasional. Dengan infrastrukturnya yang terus berkembang, Batam diperlengkapi dengan baik untuk mendorong sinergi manufaktur canggih antara Singapura dan Indonesia," ungkapnya.
Kennedy menegaskan bahwa kerja sama untuk mengembangkan kawasan industri rendah karbon ini akan mendukung pembentukan sektor industri yang baru.
Mengenai KEK Tanjung Sauh, invesasi dari Panbil Group pada tahap awal akan mencapai Rp30-35 triliun. Selanjutnya dari investor dalam kurun waktu 10-20 tahun, total investasi kumulatif sekitar Rp180-190 triliun.
Kennedy mengungkapkan untuk tahapan paling awal, angka investasi sebesar Rp 10 triliun untuk membangun waduk, pelabuhan, sarana jalan dan lainnya.
Fokus paling utama di KEK Tanjung Sauh yakni pengembangan industri komponen elektronik, industri perakitan elektronik.
KEK Tanjung Sauh juga akan melengkapi dirinya dengan pelabuhan transhipment yang mampu menampung hingga 5 juta TEUs, sehingga dapat menjadi pusat logistik di kawasan Selat Malaka.
KEK Tanjung Sauh juga akan menjadi pusat riset dan pengembangan bidang energi, sekaligus menjadi produsen dari energi alternatif, energi terbarukan, dan energi primer, yang direncanakan untuk memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga di Batam dan Bintan.(K65)