Bisnis.com, SIMALUNGUN - PT Kawasan Industri Nusantara atau PT KINRA selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei mendukung industri di kawasan menerapkan green and clean energy.
Direktur PT KINRA VT Moses Situmorang mengatakan, kesiapan itu dibuktikan dengan penggunaan sumber-sumber energi ramah lingkungan di kawasan.
"Tenaga listrik di sini dari [bendungan] Sigura-gura yang sumber pembangkitnya adalah air, sudah pasti ini tidak dari fosil," kata Moses usai diskusi dengan delegasi North Sumatra Invest di kantor pusat PT KINRA di KEK Sei Mangkei, Simalungun pada Rabu (26/6/2024).
Dikatakan Moses, pihaknya berpedoman pada Paris Agreement, perjanjian internasional yang disepakati pada 2015 untuk menanggulangi perubahan iklim dalam menggerakkan industri di kawasan.
Dia juga menyatakan siap memfasilitasi investor yang akan bergabung ke KEK Sei Mangkei untuk mendapatkan credit carbon sebagai kompensasi bagi industri yang bergerak ke ranah sustainability.
"Konsekuensi [penerapan green energy] adalah karbon kredit, ini yang nanti akan kami bantu urus agar investor dapat karbon kreditnya," tambah Moses.
Baca Juga
KEK Sei Mangkei merupakan kawasan yang diproyeksi jadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar baik bagi daerah maupun nasional dengan luas kawasan sekitar 1,93 ribu hektare (ha).
Sebelumnya, dalam forum diskusi dengan North Sumatra Invest (NSI) dan delegasi NSI di KEK Sei Mangkei pada Rabu (27/6/2024) Manajer Pemasaran PT KINRA M. Fadillah menjelaskan bahwa KEK SEI Mangkei telah dilengkapi sejumlah utilitas maupun fasilitas yang akan mendukung bisnis investor, antara lain akses jalan utama di dalam kawasan, ketersediaan air bersih, pengelolaan limbah, telekomunikasi, serta kelistrikan.
Selain pembangkit yang berasal dari tenaga air (hydro), KEK Sei Mangkei juga disokong oleh pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 2 MVA.
Seiring dominasi aktivitas industri hilirisasi sawit dan karet di kawasan, KEK Sei Mangkei juga telah menggunakan sumber energi baru terbarukan dengan hadirnya pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang berkapasitas 2,4 MVA.
Kawasan juga tengah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa (PLTBs) berkapasitas 7 MVA.
"Dalam waktu dekat kami juga akan punya Bio-CNG (biogas pengganti LPG)," kata Fadillah.
Guna mempercepat pertumbuhan kawasan ini pemerintah pun telah membangun jalur transportasi yang diharapkan semakin meningkatkan konektivitas KEK Sei Mangkei dengan daerah maupun industri lain.
"Kami juga telah membuat perencanaan pembangunan kawasan kedepannya seperti perumahan, sekolah, rumah sakit, dan lainnya. Kami harap di tahun 2025 mampu mencapai target okupansi 50%," kata Fadil.
Sebagai informasi, dalam rangka promosi proyek investasi strategis, Pemerintah Provinsi Sumatra Utara bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara yang tergabung dalam North Sumatra Invest (NSI) mengajak delapan Konsul Jenderal dan Konsul Kehormatan negara mitra ke sejumlah lokasi proyek investasi Sumut.
Site visit NSI ke KEK Sei Mangkei dilakukan pada Rabu (26/6/2024), memperkenalkan potensi investasi di kawasan ekonomi terbesar di Sumut ini kepada delegasi, termasuk menghadirkan pengelola kawasan industri Kuala Tanjung (PT KIKT) dan kawasan pelabuhan Kuala Tanjung (PT Prima Multi Terminal).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut IGP Wira Kusuma mengatakan, NSI sudah lama menjalin komunikasi dengan para delegasi maupun perwakilan di luar negeri guna memasarkan potensi investasi di Sumut.
Hal itu lantaran para konsulat jenderal memiliki akses yang kuat khususnya ke investor luar negeri.
"Kami harap informasi ini dapat disampaikan oleh mereka ke calon-calon investor di negara masing-masing," kata Wira. (K68)