Bisnis.com, PEKANBARU -- Asian Agri, salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia menjelaskan berbagai keunggulan dari bibit sawit yang diproduksi pihaknya yakni Topaz.
Regional Head Riau Asian Agri Pengarapen Gurusinga menjelaskan pihaknya mendukung industri kelapa sawit melalui pengembangan bibit kelapa sawit unggul Topaz.
"Bibit Topaz dari Asian Agri ini sudah teruji dan terbukti, karena merupakan hasil dari riset dan pengembangan puluhan tahun," ungkapnya saat kegiatan halal bihalal di Pekanbaru, Selasa (7/5/2024).
Head of Plant Breeding Asian Agri Yopy Dedywiryanto mengatakan bibit sawit Topaz merupakan bibit unggul yang sudah teruji dan terbukti dapat meningkatkan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) dan juga tahan terhadap penyakit Ganoderma.
Dia menyebut sejak 1992, Asian Agri telah menyeleksi dan juga terus menyilangkan indukan Dura dan Pisifera terpilih dari Costa Rica (gen-1).
Kemudian pada tahun 1996-1998, fasilitas Oil Palm Research Station (OPRS) Asian Agri memulai penanaman indukan Dura dan Pisifera terpilih di kebun benih Topaz, diikuti dengan uji persilangan generasi satu DxPnya. Oleh karena itu, bibit Topaz ini telah melewati hasil penelitian intensif selama puluhan tahun di fasilitas perusahaan.
Baca Juga
"Saat ini Topaz hanya memproduksi persilangan-persilangan yang teruji dan terbukti memiliki potensi produksi 24 ton TBS/Ha pada TM (Tanaman Menghasilkan)1 dan rata-rata 38 Ton TBS/Ha pada TM3 sampai dengan TM6 dengan potensi OER (Oil Extraction Rate) 29%,” ungkapnya.
Kemudian Yopy juga menjelaskan bahwa tidak ada perbedaan baik produksi TBS ataupun kandungan minyak antara buah hijau (Virescens) dan buah hitam (Nigrescens).
Perbedaan kandungan minyak akan terjadi jika kriteria panen buah hijau hanya berdasarkan perubahan warna dan bukan berdasarkan jumlah brondolan jatuh di piringan.
Ketua KUD Bhakti Mandiri, Sukron menjelaskan bahwa melalui program kemitraan dengan Asian Agri memudahkannya dan anggotanya untuk mendapatkan akses bibit unggul Topaz.
“Saat ini kami telah menanam bibit Topaz dan saya sangat puas, pada saat ini usia tanaman sudah berumur 43 bulan setelah tanam. Dari hasil panen usia 30 bulan, kami sudah mendapatkan produksi rata-rata 1,6 ton per hektare per bulan," ujarnya.
Dari hasil itu, digunakan untuk membantu pembiayaan pembangunan kebun kelapa sawit untuk program replanting, sehingga dapat mengurangi beban pinjaman ke bank.
Kemudian Radius, salah satu petani swadaya mitra Asian Agri mengatakan sudah menggunakan Bibit Topaz sejak tahun 2012, dimana dulu dirinya bertemu dengan salah satu tim Asian Agri yang mengenalkan bibit tersebut.
"Saat ini kebun saya sudah dapat berbuah dengan bagus dan saya puas, karena dari umur 4 tahun saya sudah mendapatkan hasil sebanyak 2,5 ton per hektare per bulan. Lalu kini tanaman di atas umur 6 tahun dapat berproduksi sebesar 3 hingga 3,5 ton per hektare per bulan," pungkasnya.