Bisnis.com, PALEMBANG – Nilai ekspor Sumatra Selatan periode Maret 2024 tercatat mencapai US$503,09 juta atau naik sebesar 12,94% secara month to month (mtm).
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) Moh Wahyu Yulianto menjelaskan peningkatan nilai ekspor wilayah itu ditopang oleh kenaikan ekspor nonmigas sebesar 16,02%, sedangkan ekspor migas justru merosot 12,51%.
“Secara bulanan, ekspor Maret tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya dan trennya memang relatif stabil. Akan tetapi secara tahunan (year on year) ekspor menurun dibandingkan kondisi 2023 lalu,” katanya, Kamis (2/5/2024).
Dia merincikan dari total ekspor pada periode tersebut, masing-masing nilai per sektor terdiri dari pertanian US$3,94 juta, industri US$269,4 juta, pertambangan US$187, 6 juta dan migas US$42,09 juta.
Secara bulanan, sektor yang tercatat mengalami kenaikan hanya sektor industri sebesar 36,92%. Sementara secara yoy kenaikan hanya pada sektor migas sebesar 26,65%.
“Menurut struktur ekspor di Sumsel, tertinggi pada sektor industri sebesar 49,32% disusul sektor tambang, migas dan pertanian,” jelasnya.
Baca Juga
Di lain sisi pada periode Maret 2024 ini, impor di Sumsel mengalami penurunan sebesar 15,01% dengan nilai sebesar US$194,22 juta. Penurunan itu disebabkan oleh turunnya impor migas dan nonmigas.
Adapun dari total impor itu, nilai pada masing-masing penggunaan barang terdiri dari konsumsi US$11,50 juta, bahan baku penolong US$58,16 juta dan barang modal US$124,56 juta.
“Struktur paling tinggi dari impor kita yakni untuk barang modal dengan bagian mencapai 61,55%.
Wahyu menambahkan, secara umum neraca perdagangan di wilayah Sumsel mengalami surplus sebesar US$308,87 juta. Jika dibandingkan dengan 2023, surplus pada tahun ini relatif lebih rendah.
“Secara kumulatif untuk kuartal I/2024 neraca perdagangan Sumsel tercatat sebesar US$745,72 juta,” pungkasnya.