Bisnis.com, PALEMBANG -- Keberadaan pertanian sebagai salah satu instrumen strategis bagi perekonomian masyarakat menjadi perhatian khusus dari pemerintah, termasuk Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut sektor pertanian secara konsisten memberikan kontribusi besar dalam perekonomian di Sumsel. Hal itu terindikasi dari tingginya kontribusi sektor tersebut dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Ketua Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar B. Hirawan menjelaskan terdapat empat faktor kunci perkembangan situasi pangan secara global.
Masing-masing faktor yaitu pemulihan ekonomi pasca COVID-19 yang mendorong tekanan pada harga komoditas, konflik Rusia-Ukraina yang berdampak pada terhambatnya produksi dan pengiriman lintas batas, perubahan iklim yang menekan sisi suplai sektor pangan dan pertanian, serta tekanan harga komoditas yang mendorong beberapa negara memprioritaskan pemenuhan kebutuhan domestik (inward looking policy).
Fajar memandang untuk menjaga ketahanan pangan nasional dan juga Sumsel sebagai wilayah lumbung pangan dibutuhkan inovasi percepatan adopsi teknologi pada sektor pertanian.
"Perlu juga didukung oleh tata kelola kebijakan pangan yang lebih efektif baik di sisi supply dan demand," kata Fajar, dikutip Kamis (19/10/2023).
Baca Juga
Sementara itu, akademisi Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Universitas Pertanian Bogor, Lukytawati Anggraeni mengatakan sebagai salah satu sektor terbesar penyumbang PDRB Sumsel perlu didorong untuk mekanisasi melalui penggunaan alsintan untuk menjaga tingkat produksi.
Upaya itu, kata Luky, patut didukung dengan akses pembiayaan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Dia juga mengungkapkan bahwa peran pemerintah daerah untuk memberikan insentif khusus juga sangat diperlukan, sehingga dapat membantu pasokan lokal tetap terjaga.
"Perlu dipertimbangkan agar pasokan pangan tidak seluruhnya keluar daerah," pungkasnya.