Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERSI Kepri Dukung Rencana Pengembangan KEK Kesehatan di Batam

Dengan terbentuknya KEK KIB, maka tenaga ahli kesehatan yang berada di seluruh Indonesia akan ikut bergabung.
Rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Internasional Batam (KIB) di Sekupang, Batam. 
Rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Internasional Batam (KIB) di Sekupang, Batam. 

Bisnis.com, BATAM - Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Kepulauan Riau (Kepri) mendukung rencana pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Internasional Batam (KIB) di Sekupang, Batam

"PERSI Kepri sangat setuju dengan adanya pembentukan KEK ini. Sebab jika terus berlanjut, maka akan ada rumah sakit yang punya kemampuan lebih dalam dari segi pelayanan maupun SDM-nya," kata Ketua PERSI Kepri Sahat H Siahaan, Rabu (26/4/2023) melalui keterangan resmi.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini banyak pasien memilih berobat ke negeri jiran, seperti Malaysia dan Singapura. Sebabnya karena ahli kesehatan di dua negara tersebut lebih mudah mobilitasnya, karena wilayahnya tidak sebesar Indonesia.

"Satu sisi karena kita di ujungnya Indonesia bagian barat, ahli kita belum mampu menjangkau seluruh wilayah, walaupun kita sudah memilikinya," ujarnya.

Karena alasan tersebut, banyak masyarakat Indonesia memilih berobat ke luar negeri. "Sebenarnya pasien di Indonesia ini, kalau ada ahlinya dia tidak mau kesana. Misalnya sakit TBC ngapain kesana kalau bisa di Indonesia," ujarnya.

Dengan terbentuknya KEK KIB, maka tenaga ahli kesehatan yang berada di seluruh Indonesia akan ikut bergabung. Mengenai peralatan medis, Indonesia sudah memiliki peralatan yang mumpuni, sama seperti di Singapura maupun Malaysia. 

"Bagitu juga kalau ada alat medis, kita punya begitu juga ahlinya," tuturnya.

Keberadaan KEK KIB ini juga bermanfaat untuk menahan devisa negara yang hilang karena perobatan ke luar negeri tersebut. "Kalau pasien kita punya banyak pasien. Tapi, dengan adanya KEK ini dan dengan peralatan kesehatan, ahlinya dan ada kerjasamanya, ini bisa akan lebih baik lagi mendatangkan dokter dokter ahlinya kesini," imbuhnya.

Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait mengatakan dengan dibukanya KEK KIB ini, akan ada beberapa pasar potensial yang akan dimiliki.

"Beberapa diantaranya, industri farmasi dengan nilai investasi Rp 110 triliun dan industri peralatan medis dengan nilai investasi Rp 49 triliun," ujarnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), masyarakat Indonesia telah menghabiskan Rp 160 triliun per tahun atas biaya perawatan yang dilakukan di luar negeri, terutama di Singapura dan Malaysia.

"Batam akan menangkap peluang tersebut melalui KEK Kesehatan. Dengan luas lahan 44,5 hektar dan nilai investasi senilai USD 215 juta, BP Batam akan mengembangkan rumah sakit bertaraf internasional, farmasi dan peralatan medis, serta akomodasi," terang Ariastuty.

Selain itu, melalui kawasan Free Trade Zone (FTZ) dan KEK, yang juga dilengkapi dengan insentif fiskal maupun nonfiskal, Batam menawarkan kemudahan untuk berinvestasi dengan pengembangan potensi mencakup wisata kebugaran, universitas kedokteran terbaik dan sistem manajemen kesehatan yang terpadu.

"Dengan dukungan dari Menko Perekonomian RI serta Dewan Pengawas BP Batam, maka BP Batam berkomitmen untuk membantu proses investasi di Batam. Kami juga mengundang para investor untuk datang ke Batam dan menyaksikan langsung potensi Batam sebagai kawasan investasi yang bernilai tambah,” tutup Ariastuty. (K65)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper