Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tradisi Pulang Basamo Momentum untuk Pertumbuhan Ekonomi

Tradisi pulang basamo yang dilakukan oleh para perantau Minang pada momen libur lebaran Idul Fitri diperkirakan bakal memberikan dampak terhadap perekonomian.
Warga menikmati matahari terbenam di Kota Pandang./Bisnis-Noli Hendra
Warga menikmati matahari terbenam di Kota Pandang./Bisnis-Noli Hendra
Bisnis.com, PADANG — Tradisi pulang basamo yang dilakukan oleh para perantau Minang pada momen libur Lebaran Idulfitri diperkirakan bakal memberikan dampak terhadap perekonomian di daerah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Sumbar, Endang Kurnia Saputra, mengatakan dengan pulangnya perantau serta ditambah adanya pemudik yang melewati wilayah Sumbar dampak yang paling dirasakan mulai dari sektor transportasi hingga ke pelaku UMKM.
"Usaha makanan dan minuman akan merasakan manfaat adanya pemudik ini. Bahkan saya memperkirakan usaha itu bisa tumbuh sampai 80 persen," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (18/4/2023).
Dia menjelaskan keberadaan perantau di kampung halaman pada momen Lebaran tahun ini, akan menghabiskan waktu yang panjang, karena adanya kebijakan dari pemerintah memperpanjang masa cuti bersama Idulfitri 2023.
"Pertumbuhan yang berpotensi terjadi itu di angka 0,2 sampai 0,5 persen. Jadi kalau Sumbar tumbuhnya di tahun 2022 hanya 4,15 persen, tetapi kalau ada pulang basamo tambah 0,2 persen jadi 4,35 lebih besar. Cukup besar bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi 20-50 persen dalam satu bulan," jelasnya.
Untuk itu, BI Sumbar berharap kepada pemerintah daerah agar memanfaatkan momen ini dengan sebaik mungkin. Hadirlah makanan dan minuman yang enak dengan harga yang wajar.
Selain itu, agenda pariwisata juga perlu untuk di gelar. Karena bila ada kegiatan, maka akan turut memberikan peluang kepada pelaku UMKM di desa menikmati cuan. "Kalau ada event, pasti ada pedagang di sana. Hal semacam itu, patut kita dorong, dan pemda harus jeli melihat peluang tersebut itu," harap dia.
Endang memaparkan penting untuk memanfaatkan peluang libur Lebaran ini, karena berkaca pada pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumbar pada triwulan IV/2022 hanya tumbuh 4,15 persen. 
Pertumbuhan ekonomi Sumbar ini kedua terendah di Pulau Sumatra, bahkan jauh di bawah Kepulauan Riau (Kepri) yang tumbuh 6,64 persen. Artinya nanyak hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada 2023.
Menurutnya untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi itu, maka sektor pariwisata adalah gerbang untuk menggapai target tersebut. Hal ini dikarenakan potensi Sumbar sebagai daerah wisata cukup besar, terutama dari dua hal, pertama budaya, kedua kekayaan dan keindahan alam. 
"Jadi saya melihat ini kalau digarap secara serius bisa mulai menggeser sektor perdagangan, antara 10-11 persen dari PDRB di Sumbar. Kita harus tahu marketnya dulu, dan harus gencar mempromosikan pariwisata," sebut dia.
Endang menyatakan market wisata di Sumbar saat ini sebagian besar warga dari Riau Jambi, dan Bengkulu. Sehingga Sumbar bisa memanfaatkan kunjungan dari provinsi lain itu, dan membuat uang dari luar daerah itu dibelanjakan di Sumbar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Noli Hendra
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper