Bisnis.com, MEDAN - Bank Indonesia Perwakilan Sumatra Utara (Sumut) mencatat, Kota Medan berperan sekitar 80 persen terhadap inflasi di Sumatra Utara. Berdasarkan hal tersebut, fokus utama pengendalian inflasi di Sumut adalah Kota Medan.
“Medan hampir 80 persen memengaruhi inflasi Sumut. Kalau kita bisa mengendalikan medan, kita bisa mengendalikan inflasi di Sumut,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia KPw Provinsi Sumut Soekowardojo, Kamis (1/7/2021).
Soeko menjelaskan, Kota Medan bukan merupakan daerah produsen utama komoditas pangan, sehingga harus menambah pasokan komoditas dari wilayah produsen utama.
Hubungan saling menguntungkan antara Pemerintah Kota Medan dengan pemerintah di daerah produsen komoditas utama adalah salah satu cara mengendalikan inflasi.
Soeko mencontohkan, wortel yang dikirimkan dari Kabupaten Karo menuju Kota Medan harus dicuci bersih terlebih dahulu. Dengan demikian, harga komoditas dapat dinaikkan.
Sementara itu, Kota Medan pun mendapat keuntungan, yaitu menerima wortel dengan kualitas baik dan bersih.
Baca Juga
“Kalau kita inflasi kita lebih terkendali, artinya kota Medan harus baik-baik. Maksudnya harus bisa berkoordinasi dengan kota kabupaten produsen,” imbuh Soeko.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia KPw Sumut, terdapat lima kabupaten produsen utama cabai di Sumut, yaitu Kabupaten Langkat, Karo, Dairi, Simalungun, dan Batubara. Sepanjang tahun 2020, total produksi cabai di Sumut adalah 180.730 ton.
Terdapat lima kota dan kabupaten produsen ayam pedaging, diantaranya Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Karo, Serdang Bedagai, dan Asahan. Total produksi ayam pedaging di Sumut mencapai 153.596 ton.
Terakhir, terdapat lima kabupaten produsen bawang merah utama, diantaranya Karo, Dairi, Simalungun, Samosir, dan HUmbang Hasundutan. Total produksi bawang merah di tahun 2020 adalah 27.836 ton.