Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deposito di Sumsel Berpotensi Meningkat

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menilai dana mahal berupa deposito berpotensi meningkat di Sumatra Selatan seiring kemudahan yang diberikan kepada nasabah untuk mengalihkan tabungannya ke produk tersebut.
 Ilustrasi deposito./JIBI-Nurul Hidayat
Ilustrasi deposito./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, PALEMBANG - Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menilai dana mahal berupa deposito berpotensi meningkat di Sumatra Selatan seiring kemudahan yang diberikan kepada nasabah untuk mengalihkan tabungannya ke produk tersebut.

Kepala Kantor OJK Regional 7 Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel), Untung Nugroho, mengatakan saat ini industri perbankan marak menyediakan fitur pengalihan tabungan ke deposito melalui aplikasi internet banking. 

“Sekarang nasabah itu sendiri dapat memindahkan dananya dari semula tabungan ke deposito melalui kemajuan teknologi. Ini akan mengubah komposisi DPK,” katanya, Selasa (25/2/2020).

Berdasarkan data yang dilansir Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 7 Sumatra Bagian Selatan (KR 7 Sumbagsel), deposito yang dihimpun perbankan di Sumsel mencapai 36,5 persen atau senilai Rp31,62 triliun dari total DPK yang senilai Rp86,65 triliun per tahun 2019. 

Sementara dana murah berupa tabungan dan giro masih mendominasi struktur DPK di Sumsel yang mencapai 65,8 persen atau senilai Rp57 triliun.  

Menurut Untung, sebetulnya masyarakat diuntungkan dengan kemudahan teknologi perbankan tersebut. Namun demikian, jika dilihat dari sisi bisnis, perbankan harus menambah cost untuk bunga jika nasabah mengalihkan tabungannya ke deposito.

“Sebetulnya menambah cost ya dari bunga, memberi lebih tinggi dibanding tabungan, tapi ini tidak bisa dihindari karena tuntutan teknologi,” katanya.

Dia menilai fitur pengalihan tabungan ke deposito yang bisa dilakukan secara mandiri oleh nasabah merupakan strategi perbankan untuk menang dalam persaingan di industri jasa keuangan.

Sementara itu Direktur Pemasaran Bank Sumsel Babel Antonius Prabowo Argo mengatakan, pihaknya masih menerapkan pembukaan deposito secara konvensional, yakni dilakukan di kantor cabang. 

Bank pembangunan daerah tersebut belum menambah fitur penempatan tabungan ke deposito di dalam aplikasi internet banking perusahaan.

“Peralihan dari tabungan dan deposito selama ini memang tidak sulit karena secara sistem tabungan kan memang bisa digunakan untuk keperluan apa saja setiap hari. Jika uang tersebut tidak digunakan dalam waktu harian maka nasabah bisa tempatkan di deposito,” jelasnya.

Menurut dia, komposisi DPK di bank pembangunan daerah (BPD) tersebut cukup ideal. Di mana tabungan dana murah mendominasi 70 persen dari total DPK, sementara sisanya 30 persen berupa deposito.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dinda Wulandari
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper