Bisnis.com, BATAM--Terhitung sejak bulan Januari hingga Mei 2019 ini, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) di Sejumlah daerah di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengalami peningkatan cukup signifikan.
Peningkatan ini bahkan menempatkan Kepri sebagai daerah dengan kunjungan wisman tertinggi setelah Bali, mengalahkan Jakarta yang pada tahun-tahun sebelumnya selalu berada di atas Kepri.
Data yang keluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri memperlihatkan tiga besar daerah yang menjadi penopang kunjungan wisman ke Indonesia hingga Mei 2019 ini, dimana Bali menjadi penyumbang terbesar dengan jumlah kunjungan sebanyak 2.305.802 jiwa atau sebesar 36,19 persen.
Selanjutnya Kepri dengan jumlah kunjungan wisaman sebanyak 1.137.976 jiwa atau dengan prosentase sebesar 17,86 persen, dan Jakarta dengan sumbangsih sebesar 14,86 persen atau kunjungan wisman sebanyak 946.509 jiwa.
Sementara sebanyak 1.980.916 kunjungan wisaman atau sebesar 31,09 persen sisanya berasal dari daerah lain di Indonesia.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri Buralimar menuturkan, angka kunjungan sebanyak 1.137.976 jiwa ini mengalami kenaikan sebesar 15,67 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018 lalu. Saat itu jumlah kunjungan wisman ke Kepri hanya berada di angka 983.778 kunjungan saja.
Sejatinya, Dispar Kepri menargetkan bisa melampaui Jakarta pada 2020 mendatang. Hanya saja tren positif itu sudah bergerak sejak April 2019 lalu, dimana jumlah kunjungan wisman ke Kepri sudah mulai melampaui Jakarta. Tren positif ini, kata Buralimar, akan terus dijaga melalui peningkatan kerja sama dan koordinasi dengan pemerintah di tingkat pusat.
Ia menegaskan, koordinasi dengan pusat memang harus terus ditingkatkan, karena tidak ada daerah yang maju tanpa dukungan dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar). "Data sementara Kepri berada di peringkat dua setelah Bali, kunjungan wisman kita mengalami peningkatan dan lebih tinggi dari Jakarta," kata Buralimar.
Untuk bulan Mei 2019 ini sendiri, angka kunjungan wisman ke Kepri berada di angka 227,653 kunjungan, angka ini juga mengalami kenaikan sebesar 18,23 persen dibanding jumlah kunjungan wisman pada Mei 2018 lalu sebesar 192,553 kunjungan.
Buralimar menjelaskan, sama seperti seblum-sebelumnya, kunjungan wisman ke Kepri didominasi oleh wisman yang berasal dari negara tetangga, Singapura. Pada bulan Mei 2019 ini saja, jumlah kunjungan wisman asal Singapura sebesar 42,30 persen dari total 227.653 kunjungan.
Menanggapi capiaan yang didapat Kepri, Kepala Biro Komunikasi Kemenpar Guntur Sakti mengaku ikut senang. Guntur berharap, kondisi ini bisa terus dipertahankan, bahkan ditingkatkan untuk menghadirkan stabilitas jumlah kunjungan wisman, sehingga pada akhirnya capaian yang didapat bisa sesuai dengan target yang telah ditentukan sebelumnya.
“Kita minta posisi ini jangan fluktuatif, paling tidak bisa bertahan dan kalau bisa meningkat, semangatnya harus ditingkatkan,” kata Guntur
Apa yang berlaku, kata mantan Kadispar Kepri ini, memang tidak lepas dari koordinasi yang dilakukan pemerintah daerah dan pusat.
Pemerintah daerah di Kepri melalui empat pintu masuk utama wisman, Batam, Bintan, Tanjungpinang, dan Karimun, telah berupaya agresif untuk mendatangkan wisaman melalui beragam atraksi pariwisata.
Sementara pemerintah pusat melalui Kemenpar juga bergerak optimal untuk menjaring wisman dari wilayah border tourism. Melalui penawaran paket wisata hot deal, berupa pemberian paket wisata murah atau diskon pada saat low season. Tourism hub, yakni melakukan promosi pariwisata di kawasan ASEAN yang pada akhirnya menjadikan Kepri sebagai hub tourism.
“Wilayah border terbesar itu Kepri, akhirnya memang menjadi fokus kita untuk menarik sebanyak-banyaknya wisman melalui empat pintu masuk utama itu,” kata Guntur lagi.
Sementara itu, Ketua DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Kepri, Irwandi Azwar menjelaskan, peningkatan jumlah kunjungan wisman ke Kepri ini memang menjadi kabar baik.
Akan tetapi hal tersebut harus juga diimbangi dengan kesiapan Kepri sebagai tuan rumah untuk menjamin kenyamanan wisatawan yang datang. Untuk itu, Irwandi mendorong Dispar Kepri untuk menghadirkan polisi pariwisata yang siap menjamin keamanan wisman selama berada di Kepri.
Konsep polisi pariwisata ini sendiri, kata dia, sebelumnya sudah pernah ada di Kepri beberapa tahun lalu. Dimana saat itu jamak ditemui patroli petugas keamanan di lokasi-lokasi pariwisata, khususnya di berbagai daerah di Batam yang memang menjadi penyumbang kunjungan wisman terbesar di Kepri.
Hadirnya polisi pariwisata ini, tentu akan menggaungkan nama Kepri sebagai kawasan pariwisata yang memang siap menjamin kenyamanan dan keamanan wisatawan selama berada di berbagai daerah di Kepri.
Sebelumnya polisi pariwisata ini sudah ada, alangkah baiknya diaktifkan lagi. Dulu itu mereka (petugas) berpatroli dengan sepeda, sehingga wisatawan akan merasa aman berada di lokasi pariwisata. Saya juga usulkan Pamong Praja Pariwisata, sehingga daerah pariwisata itu bisa terjamin aman,” kata Irwandi.
Lebih jauh, Irwandi mengatakan, Kepri memang sudah selayaknya memberi perhatian lebih pada aspek keamanan wisatawan. Kontribusi Kepri sebagai daerah penyumbang kunjungan wisman terbanyak setelah Bali, harus benar-benar maksimal.
Sehingga posisi penting tersebut tidak hanya berkutat pada angka semata, tetapi juga memberi gerak dinamis dalam bentuk hadirnya peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat melalui interaksinya dengan wisman.
“Di Bali itu, polisi pariwisatanya jalan, turis yang ada di sana merasa aman dan mereka betah di sana. Saya kira kita juga harus begitu,” kata Irwandi lagi.(