Bisnis.com, PEKANBARU-- Provinsi Riau dinilai memiliki keunggulan strategis yang besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Pandji Achmad dalam kegiatan Riau Economic Forum 2025 yang digelar di Pekanbaru.
Menurut Pandji, Riau merupakan provinsi dengan posisi geografis sangat strategis karena wilayahnya membentang dari jajaran Bukit Barisan hingga ke Selat Malaka, serta berbatasan langsung dengan Malaysia. Luas wilayah Riau mencapai hampir 90.000 km², menjadikannya sangat potensial sebagai hub logistik dan sentra pelabuhan regional.
“Karakteristik geografis Riau sangat mendukung peran sebagai simpul logistik dan pusat ekonomi kawasan barat Indonesia,” ujar Pandji, Jumat (8/8/2025).
Riau juga disebut memiliki bonus demografi yang signifikan, dengan sekitar 69% dari 6,4 juta penduduknya berada dalam usia produktif.
Dari sisi pertumbuhan, ekonomi Riau tahun 2024 tercatat tumbuh sebesar 4,59% menjadikannya provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 nasional dan terbesar kedua di luar Jawa.
Baca Juga
Sektor industri pengolahan menjadi penopang utama ekonomi, diikuti oleh pertanian dan jasa. Pandji menekankan bahwa stabilitas ini juga terlihat dari sisi investasi, dengan realisasi investasi sampai Juni 2025 sudah mencapai lebih dari Rp34 triliun, atau tertinggi di Pulau Sumatra.
Secara makroekonomi, Pandji menyebut Riau menunjukkan tren positif. Inflasi Juli 2025 tercatat sebesar 0,69% (mtm) atau 2,42% (yoy), masih dalam rentang target nasional.
Selain itu, pertumbuhan digitalisasi sistem pembayaran juga meningkat tajam. Tercatat lebih dari 821.000 merchant QRIS meningkat hampir 19% (yoy). Sementara itu, jumlah pengguna transaksi digital secara keseluruhan telah melampaui 1,1 juta pengguna.
“Ini menunjukkan literasi dan inklusi keuangan digital di Riau tumbuh pesat, dan Bank Indonesia akan terus memperkuat perluasan ekosistem digital,” tambah Pandji.
Meski demikian, Bank Indonesia mencatat sejumlah tantangan yang masih harus dihadapi. Di antaranya adalah ketergantungan terhadap pasokan pangan luar daerah khususnya untuk komoditas strategis seperti beras, cabai, dan bawang merah.
Selain itu, penurunan produktivitas pada sektor pertanian dan pertambangan juga dinilai menjadi hambatan pertumbuhan jangka panjang.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Bank Indonesia berkomitmen menjalankan berbagai strategi sinergis, termasuk penguatan sektor UMKM, modernisasi sistem pembayaran, dan peningkatan kualitas layanan keuangan.
Riau Economic Forum 2025 diharapkan menjadi ajang untuk merumuskan kebijakan berbasis riset dan kolaborasi lintas sektor. Forum ini menghadirkan berbagai narasumber nasional seperti Deputi Kepala BKPM RI, Kepala BPS, Kepala Dinas Pariwisata Riau, hingga unsur kepolisian dan ekonomi kreatif.
“Kami berharap forum ini menjadi sarana menyatukan gagasan strategis untuk mengoptimalkan keunggulan kompetitif Riau dan mendorong perannya dalam perekonomian nasional,” pungkasnya.