Bisnis.com, MEDAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh mencatat ekonomi wilayah ini tumbuh 4,82% (year-on-year/ yoy) pada Triwulan II/2025, mengungguli provinsi tetangga yang dikenal berkontribusi besar terhadap perekonomian Pulau Sumatra seperti Sumatra Utara (Sumut) dan Riau.
Diketahui, ekonomi Sumut tumbuh 4,69% (yoy) pada Triwulan II/2025, sementara Riau di angka 4,59% (yoy).
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS Aceh Tasdik Ilhamudin mengatakan, pertumbuhan ekonomi Aceh di triwulan II secara tahunan maupun kuartalan terhitung membaik. Di Triwulan I/2025, ekonomi Aceh bertumbuh 4,59% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Aceh periode ini juga tercatat lebih tinggi dari Triwulan II/2024 yang sebesar 4,54% (yoy).
Sedangkan secara kuartalan, pola pertumbuhan ekonomi Aceh di triwulan II hampir selalu sama dalam empat tahun belakangan, di mana terkontraksi pada triwulan I dan dan tumbuh signifikan di triwulan II. Aceh mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,02% (q-to-q) di Triwulan II/ dari Triwulan I/2025 yang terkontraksi hingga sedalam 6,05% (q-to-q).
“Pertumbuhan ekonomi pada year-on-year kuartal II/ 2025 menunjukkan tren positif dan peningkatan berkelanjutan dibandingkan kuartal dan tahun sebelumnya,” kata Tasdik, dikutip Kamis (7/8/2025).
Ada tiga lapangan usaha utama yang disebut Tasdik menopang pertumbuhan ekonomi daerah ini, antara lain pertanian yang berkontribusi hingga 31,52% terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh triwulan ini; perdagangan (15,11%); dan administrasi pemerintahan (9,18%).
Baca Juga
Seluruh kategori disebutnya berkontribusi positif dengan lapangan usaha pengadaan air yang mencatatkan kontribusi terendah.
Kendati memiliki share terbesar dalam PDRB Aceh, laju pertumbuhan kategori pertanian di triwulan II/2025 baru berkisar 6,93%, atau berada di posisi kedua setelah kategori transportasi dan pergudangan yang mampu tumbuh hingga 13,37% di periode ini.
Namun dari sisi sumber pertumbuhan, kategori pertanian berandil dominan dengan sumbangan 1,81% dari persentase pertumbuhan ekonomi Aceh Triwulan II/2025; disusul oleh kategori transportasi dan pergudangan yang berandil 1,02%; dan perdagangan yang berandil 0,95%.
Sedangkan administrasi pemerintahan yang masuk tiga besar kategori dengan share terbesar dalam PDRB Aceh Triwulan II/2025, mencatatkan sumber pertumbuhan yang negatif, yakni -0,02%.
Adapun struktur PDRB Aceh menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku pada Triwulan II/2025 menunjukkan bahwa ekonomi Aceh masih didominasi oleh komponen ekspor barang dan jasa yang mencapai 64,43%.
Disampaikan Tasdik, pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga pada periode ini berada di bawah komponen ekspor barang dan jasa dengan kontribusi sebesar 55,24%. Lalu, pembentukan modal tetap dan bruto sebesar 30,72%; serta pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 16,29%. Sementara PDRB Aceh berdasarkan atas harga berlaku (ADHB) pada periode ini mencapai Rp63,84 triliun.
Meski tercatat memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari provinsi tetangga seperti Sumut, Riau, maupun Sumatra Barat (Sumbar), Provinsi Aceh baru berkontribusi sebesar 4,89% terhadap perekonomian Pulau Sumatra secara keseluruhan.
Kontribusi terbesar terhadap PDRB Sumatra di Triwulan II/2025 disumbang oleh Sumatra Utara (23,50%); sedangkan laju pertumbuhan tertinggi triwulan ini terjadi Kepulauan Riau (7,14%). (240)