Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Konsumsi Rumah Tangga Sumut Naik, Belanja Masyarakat Masih Tertekan

Pertumbuhan ekonomi Sumut naik 4,69% di Triwulan II/2025, namun daya beli masyarakat masih tertekan meski konsumsi rumah tangga meningkat 2,8%.
Pengunjung melihat produk di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung melihat produk di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (30/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Ringkasan Berita
  • Pertumbuhan ekonomi Sumut meningkat dari 4,67% menjadi 4,69% pada Triwulan II/2025, meski daya beli masyarakat masih tertekan.
  • Konsumsi rumah tangga naik 2,8% pada Triwulan II/2025, didorong oleh kebutuhan sekolah di tahun ajaran baru, meskipun tidak ada agenda pengeluaran besar lainnya.
  • Diskon tarif listrik di Triwulan I/2025 berperan dalam mengurangi pengeluaran, namun tidak cukup untuk memulihkan daya beli masyarakat secara signifikan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, MEDAN – Akademisi dari Universitas Islam Sumatra Utara (UISU) Gunawan Benjamin menyebut pertumbuhan ekonomi wilayah ini tercatat membaik pada Triwulan II/2025 meski daya beli masyarakat terbilang masih tertekan.

Dia menilai peningkatan angka pertumbuhan ekonomi Sumut dari 4,67% (yoy) pada Triwulan I/2025 menjadi 4,69% (yoy) di Triwulan II masih realistis menggambarkan pertumbuhan ekonomi Sumut yang disebutnya menyimpan masalah besar, khususnya dari sisi konsumsi rumah tangga yang menjadi indikator pelemahan daya beli.

Sebagaimana catatan BPS, pengeluaran konsumsi rumah tangga di Triwulan II/2025 tumbuh sebesar 2,8% (q-to-q) dari Triwulan I/2025 yang tercatat 0,41% (q-to-q). Gunawan menyebut peningkatan konsumsi seharusnya terjadi di kuartal I, di mana ada momen Ramadan dan Idulfitri pada Maret 2025. Namun kenaikan justru terjadi di Triwulan II.

“Di kuartal kedua tahun 2025, terjadi kenaikan pada konsumsi rumah tangga sebesar 2.8% (q to q). Padahal di kuartal kedua tidak ada agenda pengeluaran masyarakat yang besar kecuali rencana pengeluaran untuk kebutuhan sekolah,” kata Gunawan, Rabu (6/8/2025).

Gunawan menyinggung soal kebijakan diskon tarif listrik di Triwulan I/ 2025 yang membuat pengeluaran masyarakat untuk membayar tagihan listrik menjadi berkurang pada periode tersebut. Berakhirnya subsidi dari pemerintah secara otomatis mendorong peningkatan pengeluaran rumah tangga di Triwulan II.

Pelemahan daya beli, lanjutnya, juga dapat dilihat dari pola ini. Gunawan menilai keberadaan diskon tarif listrik seharusnya membuat masyarakat bisa menggunakan uang lebih untuk pengeluaran lainnya. Namun, di momen Ramadan yang biasanya terjadi peningkatan belanja masyarakat, tak menunjukkan perubahan berarti dari indikasi-indikasi pelemahan daya beli masyarakat sebelumnya.

“Sehingga saya berkesimpulan bahwa daya beli masyarakat di kuartal pertama tahun 2025 saat Ramadan dan Idulfitri tengah alami guncangan hebat,” lanjut dia.

Ditekankan Gunawan, peningkatan konsumsi rumah tangga di kuartal kedua dipicu oleh kewajiban para ibu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sekolah. Hal ini mengingat bulan Juli 2025 adalah tahun ajaran baru.

Dia pun menekankan bahwa peningkatan konsumsi rumah tangga di Triwulan II/ 2025 di wilayah Sumut tidak sepenuhnya menggambarkan pemulihan daya beli masyarakat.

Gunawan menyebut subsidi dari pemerintah seperti diskon 50% tarif listrik pada awal tahun ini berperan strategis dalam mendorong pemulihan daya beli masyarakat termasuk di Sumut.

“Jangan lantas berkesimpulan bahwa tidak ada masalah pada daya beli masyarakat. Karena pertumbuhan yang diukur disini adalah pengeluaran, bukan pendapatan,” tukasnya.

Adapun sebelumnya BPS Sumut membeberkan sejumlah catatan peristiwa di Triwulan II/2025 yang menjadi latar pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 4,69% (yoy) periode ini.

Kepala BPS Sumut Asim Saputra menyampaikan, sejumlah pengeluaran rumah tangga mencatatkan pertumbuhan positif baik secara tahunan maupun kuartalan. Termasuk pada komoditas impor.

“Pertumbuhan positif pada komoditas impor seperti ikan dan udang; susu, mentega, telur; sayuran; bahan-bahan nabati; serta daging dan ikan olahan,” ujar Asim, dikutip Rabu (6/8/2025).

Sementara beberapa kejadian penting di Triwulan II/ 2025 mulai dari libur Hari Raya Idulfitri, libur panjang akhir tahun ajaran baru, kegiatan makan bergizi gratis, peningkatan tarif listrik dan harga emas, hingga lonjakan penumpang di Bandara Kualanamu dan PT KAI selama pemberangkatan haji dan libur hari besar keagamaan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro