Bisnis.com, PEKANBARU -- Kementerian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berkomitmen dalam mendorong ekspor produk hilir kelapa sawit yang melibatkan UMKM dan koperasi lokal. Hal ini ditegaskan dalam pembukaan Pameran Sawit Indonesia Expo dan Conference (SIEXPO) 2025 di Pekanbaru.
Deputi Bidang Usaha Menengah Kementerian UMKM Bagus Rahman mengatakan pemerintah menekankan pentingnya penguatan hilirisasi sebagai jalan untuk menembus pasar ekspor.
Menurutnya, kelapa sawit bukan hanya milik industri besar, tetapi juga peluang besar bagi pelaku UMKM untuk naik kelas melalui ekspor produk turunan bernilai tambah.
“Nilai tambah produk hilir jauh lebih tinggi dibandingkan ekspor mentah. Kementerian juga ditugaskan untuk ikut mengawasi ekspor, jadi kami punya peran besar dalam memastikan hilirisasi berjalan optimal,” kata Bagus, Kamis (7/8/2025).
Ia menambahkan, sektor pertanian dan perkebunan seperti kelapa sawit menyerap lebih dari 40 juta tenaga kerja. Oleh karena itu, hilirisasi yang melibatkan koperasi dan UMKM akan membuka peluang ekonomi yang lebih merata, terutama di daerah sentra produksi seperti Riau.
Pameran SIEXPO 2025, yang juga dirangkaikan dengan Pekan UKMK Sawit Nusantara, menjadi ajang penting untuk memamerkan potensi hilirisasi sawit. Acara ini diikuti oleh 166 peserta pameran dari 110 perusahaan nasional dan internasional, serta 20 pelaku UMKM dari berbagai daerah.
Baca Juga
Ketua Pelaksana SIEXPO 2025 Qayuum Amri menyampaikan bahwa pameran ini dirancang inklusif. Tidak ada biaya bagi peserta dari kalangan UMKM, koperasi, pesantren, maupun kampus. “Ini bentuk ikhtiar kami untuk membesarkan yang kecil, memperkuat yang menengah, dan mempertahankan yang besar,” ujar Qayuum.
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau Syahrial Abdi mengatakan daerah itu memiliki potensi besar untuk menjadi motor hilirisasi sawit nasional. Dengan luas perkebunan sawit mencapai sekitar 3,4 juta hektare dan kontribusi terhadap CPO nasional sekitar 20%, Riau siap menjadi pusat ekspor produk turunan sawit berbasis koperasi.
“Kita sudah punya pabrik minyak goreng berbasis KUD di Kuansing yang siap diresmikan. Ini akan jadi yang pertama di Indonesia dan menjadi role model hilirisasi berbasis rakyat,” ujarnya.
Ketua Umum Apkasindo dan Dewan Pengarah SIEXPO 2025, Gulat Manurung, menekankan hilirisasi bukan sekadar jargon, tetapi langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
“Petani kita tak boleh hanya jadi penonton. Dengan hadirnya Bursa CPO Indonesia (ICDX), harga TBS petani mulai terangkat, dan hilirisasi akan membuat posisi tawar kita makin kuat,” katanya.
SIEXPO 2025 berlangsung selama tiga hari penuh dan menjadi pameran hybrid pertama dalam sejarah penyelenggaraannya, menggabungkan sesi offline dan online. Rangkaian acara juga mencakup seminar nasional, pelatihan UMKM, business matching, serta pertunjukan budaya, menjadikan SIEXPO sebagai platform kolaboratif untuk mendorong Indonesia Emas 2045 melalui sawit berkelanjutan.