Bisnis.com, BATAM - Proyek Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Bengkong Sadai di Batam yang didanai oleh Korea Selatan segera rampung. Badan Pengusahan (BP) Batam selaku pelaksana mengklaim bahwa proyek ini telah rampung 98,64% menjelang akhir Juni 2025.
Proyek senilai US$54,5 juta ini merupakan hasil kerja sama Pemerintah Indonesia dan Economic Development Cooperation Fund (EDCF) Korea, sebagai bagian dari upaya penguatan infrastruktur dasar pengelolaan limbah yang terintegrasi di kawasan strategis Batam.
Proyek ini sendiri sudah berlangsung sejak tahun 2017, dan sempat banyak terjadi penundaan karena Covid-19. Direktur Badan Usaha SPAM Fasilitas dan Lingkungan BP Batam Iyus Rusmana mengatakan proyek IPAL ini ditargetkan selesai Oktober mendatang.
"Proyek IPAL ini menjadi pilar penting dalam mendukung pertumbuhan Batam sebagai kota industri yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. Kami berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu dengan memperhatikan kualitas, efisiensi, dan aspirasi masyarakat," katanya, Rabu (25/6/2025).
Iyus kemudian menyebut sejumlah progres pembangunan IPAL yang telah tercapai hingga saat ini, antara lain pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah berkapasitas 20.000 m³/hari yang telah usai dan siap digunakan.
Selanjutnya, pemasangan lima unit stasiun pompa juga telah tuntas, serta pemasangan jaringan pipa utama dan sekunder sepanjang 114 km hampir rampung, dengan target 11.000 sambungan rumah.
Baca Juga
"Target sambungan rumah pada tahap pertama sejumlah 11.000 sambungan menunjukkan progres pesat dengan lebih dari 8.500 sambungan telah terhubung. Selain itu, pembangunan fasilitas pengomposan sebagai bagian dari integrasi pengelolaan limbah juga telah diselesaikan," ungkapnya.
Kemudian, tim proyek secara aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Hingga kini, kegiatan sosialisasi dan dialog tersebut telah menjangkau 29 kompleks perumahan, yang dilakukan bersama kontraktor Hansol dan konsultan Sunjin Engineering & Architecture. Sosialisasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai manfaat jangka panjang proyek serta merespons masukan, khususnya terkait sambungan rumah.
"Kami percaya bahwa proyek ini tidak hanya menyangkut infrastruktur, tetapi juga pemberdayaan masyarakat. Sosialisasi menjadi jembatan penting antara teknis proyek dan kebutuhan warga," paparnya.(239)