Bisnis.com, PALEMBANG — Kinerja ekspor Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) pada bulan Maret 2025 terkontraksi cukup dalam sebesar 10,91% secara month to month (mtm).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Moh Wahyu Yulianto menyampaikan bahwa nilai ekspor pada periode Ramadan tercatat sebesar US$575,54 juta atau merosot dibandingkan Februari 2025 yang sebesar US$645,99 juta.
“Apabila dilihat dari golongan, secara mtm ekspor migas dan nonmigas mengalami penurunan masing-masing sebesar 6,78% dan nonmigas sebesar 11,11%,” ujar Wahyu, dikutip Selasa (6/5/2025).
Dia memerinci dari sektor nonmigas, komoditas yang mengalami penurunan ekspor di antaranya batu bara, CPO, serta buah-buahan tahunan.
Kendati demikian, perkembangan ekspor Sumsel secara year on year (yoy) menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 14,40%.
Nilai tersebut terdiri dari ekspor nonmigas yang naik sebesar 18,82% atau dari US$461,00 juta menjadi US$547,77 juta. “Komoditas pendorongnya meliputi CPO, karet dan barang dari karet, serta batu bara,” kata Wahyu.
Baca Juga
Dia menambahkan dari total nilai ekspor Sumsel pada Maret tahun ini, andil tiap-tiap sektor di antaranya pertanian sebesar US$4,49 jiwa, sektor industri US$335,65 juta, pertambangan US$207,63 juta, serta migas US$27,77 juta.
“Secara mtm seluruh sektor mengalami penurunan, sedangkan secara yoy hanya sektor migas yang terkontraksi,” jelas dia.
Dia menambahkan dari periode Januari hingga Maret 2025 golongan yang memiliki andil terbesar pada ekspor yaitu nonmigas yang menyumbang 94,29%.
Kinerja masing-masing sektor di antaranya industri 52,23%, pertanian 1,33%, migas 5,71%, serta tambang 39,72%. “Ekspor terbesar kita masih seperti biasanya yaitu ke Tiongkok, India dan Vietnam,” pungkasnya.