Bisnis.com, PADANG - PT Hutama Karya (Persero) bersama anak usahanya PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) memastikan menggarap proyek Sitinjau Lauik di Provinsi Sumatra Barat yang merupakan bagian dari jalan nasional dan lintas Sumatra.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menyampaikan bahwa proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) flyover Sitinjau Lauik ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas infrastruktur di Sumbar.
"Dengan adanya proyek ini, hal tersebut membuat HK terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia," katanya dalam keterangan resmi, Senin (24/3/2025).
Proyek KPBU Flyover Panorama I (Sitinjau Lauik I) itu akan menghubungkan Kota Padang dan Kota Solok, yang merupakan bagian dari jalan nasional dan Lintas Sumatra, merupakan contoh nyata dari kerja sama pemerintah dan swasta yang efektif dalam mengembangkan infrastruktur di Indonesia.
“Dengan skema KPBU, kami dapat memastikan bahwa proyek ini tidak hanya cepat tanggap dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur, tetapi juga berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat,” ujarnya.
Lebih lanjut Adjib menjelaskan bahwa agenda penandatanganan meliputi Perjanjian KPBU antara Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) dan Direktur Utama Hutama HPSL selaku Badan Usaha Pelaksana (BUP) dan Perjanjian Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur (KSPI) antara PJPK dan Direktur Utama Hutama HPSL.
Dia menjelaskan proyek tersebut melibatkan PT Hutama Panorama Sitinjau Lauik (PT HPSL) sebagai BUP, yang dibentuk oleh konsorsium antara Hutama Karya (55%) dan HKI (45%). Proyek bernilai Rp 2,793 triliun ini diperkirakan akan selesai dalam waktu 2,5 tahun masa konstruksi dan 10 tahun masa operasi.
"Adapun pekerjaan meliputi perencanaan teknis, pembangunan jalan dan jembatan (flyover) sepanjang 2,774 km, serta preservasi selama masa operasional," sebutnya.
Setelah selesai, kata Adjib, proyek Flyover Sitinjau Lauik diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat signifikan bagi masyarakat Sumbar, antara lain meningkatkan konektivitas antar wilayah di Sumbar, mempercepat mobilitas penduduk, dan memudahkan akses ke fasilitas umum juga mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas di jalur Padang-Solok yang terkenal ekstrem, sehingga perjalanan menjadi lebih aman dan nyaman.
Dia menjelaskan flyover tersebut juga akan membuka akses lebih luas ke destinasi wisata unggulan di Sumatera Barat, seperti Danau Singkarak dan Lembah Harau, sehingga meningkatkan potensi pariwisata di wilayah tersebut, maupun memperlancar distribusi barang dan logistik, proyek ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan menurunkan biaya logistik, serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga lokal.
Kemudian Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum, Rachman Arief Dienaputra mengatakan bahwa proyek KPBU ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan lalu lintas di tikungan Panorama I (Sitinjau Lauik I), yang dikenal sebagai daerah rawan kecelakaan.
Menurutnya dengan memperhatikan identifikasi hazard dan penilaian resiko, lokasi tikungan Sitinjau Lauik I termasuk ke dalam daerah rawan kecelakaan, karena memiliki tikungan atau geometrik jalan yang cukup tajam.
"Sehingga diperlukan penanganan dengan melakukan perubahan geometrik melalui pembangunan jalan baru yang sesuai dengan standar teknis, keselamatan, dan kenyamanan lalu lintas,” kata Rachman Arief.