Bisnis.com, BATAM - Pertumbuhan ekonomi Batam yang tumbuh 7,04% pada akhir 2023 turut berdampak pada peningkatan konsumsi listrik di Batam. Tahun lalu, konsumsi listrik naik sebesar 9,06% dan tahun ini diprediksi naik sebesar 10%-15%.
Sekretaris Perusahaan PLN Batam Zulhamdi mengatakan tahun 2022 atau usai pandemi, pertumbuhan listrik tercatat lebih tinggi lagi mencapai 14,71%.
Zulhamdi mengatakan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), PLN Batam memproyeksikan kebutuhan tenaga listrik 10 tahun ke depan akan meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 6% per tahun.
"Peningkatan kebutuhan tersebut akan dipasok dengan tambahan daya sejumlah 860 megawatt (MW) yang terdiri dari PLTS 126 MW, PLTG 50 MW, PLTGU 159 MW dan PLTMG 125 MW serta dan kerja sama antar wilayah usaha dengan PLN Persero sebesar 400 MW," katanya Kamis (18/7/2024) di Batam.
Zulhamdi mengatakan bahwa konsumsi listrik dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan kasualitas satu arah. Semakin tinggi penggunaan listriknya maka semakin tinggi pula aktivitas perekonomiannya.
Terpisah, akademisi dari Fakultas Ekonomi Universitas Internasional Batam (UIB), Suyono Saputro mengatakan sampai dengan 2023, pertumbuhan ekonomi Batam melejit hingga 7,04% dibandingkan dengan 2022 sebesar 6,84%. Pertumbuhan itu di atas rata-rata nasional dan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Baca Juga
Tiga sektor utama penyumbang pertumbuhan masih didominasi oleh industri pengolahan, kontruksi, dan jasa perdagangan.
Namun, secara presentase pertumbuhan sektor pengadaan listrik dan energi mengalami pertumbuhan positif yang cukup tinggi pada dua tahun terakhir yaitu pada kisaran 15,88% (2022) dan 9,10% (2023).
Pertumbuhan ekonomi Batam dalam lima tahun terakhir menunjukkan tren pertumbuhan dipicu oleh pertumbuhan 8 sektor unggulan yaitu industri pengolahan, konstruksi, jasa perdagangan, jasa keuangan, informasi komunikasi, transportasi pergudangan, pengadaan listrik dan gas, dan akomodasi.
Selain itu, Batam termasuk kota dengan tingkat recovery yang cepat usai pandemi Covid pada 2020-2021. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan sektor konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah memberi kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi kota ini setiap tahunnya.
"Bagi industri manufaktur, ketersediaan energi dan pasokan yang lancar merupakan keharusan. Kualitas pelayanan yang semakin baik merupakan salah satu aspek bagi peningkatan daya saing iklim investasi di Batam," ungkapnya.
Dia menegaskan PLN tentu harus bersinergi dengan BP Batam dalam menyusun perencanaan pengembangan kawasan pada masa datang, terutama soal sektor investasi unggulan dan proyeksi kebutuhan energi listrik pada 5-10 tahun ke depan.