Bisnis.com, PADANG - Pembangunan Stadion Utama Sumatra Barat yang berada di Kabupaten Padang Pariaman, masih terhenti akibat tidak adanya dukungan anggaran.
Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Provinsi Sumbar Erasukma Munaf mengatakan progres pembangunan Stadion Utama itu diperkirakan baru berjalan sekitar 35% yakni untuk tribun dan lapangan. Sementara sisanya belum ada perkembangan karena tidak ada anggaran.
Dia menjelaskan hingga progres 35% itu anggaran yang telah digunakan lebih kurang Rp460 miliar.
Diperkirakan untuk menuntaskan pengerjaan Stadion Utama Sumbar tersebut sekitar Rp600 miliar hingga Rp700 miliar lagi.
"Kendala kami untuk melanjutkan pembangunan Stadion Utama Sumbar ini soal anggaran saja," kata Erasukma, Senin (8/7/2024).
Dia menyebutkan pembangunan stadion itu menggunakan anggaran daerah atau APBD secara bertahap, dimana telah dimulai sejak 2018 lalu.
Baca Juga
Namun pada kondisi pandemi Covid-19 lalu, pembangunan terhenti sejenak, akibat anggaran banyak digunakan untuk penanganan Covid-19.
Ternyata semenjak itu dan hingga sekarang, Erasukma menegaskan tidak ada lagi aktivitas pengerjaan pembangunan kelanjutan, karena belum adanya anggaran.
"Anggota dewan (DPRD) pernah menyampaikan kritikan ke kami soal berhenti sejenaknya pembangunan Stadion Utama Sumbar itu. Padahal penyebab terhenti itu, DPRD yang tidak menyetujui anggaran yang kami ajukan setiap tahunnya. Akibatnya kondisi yang terjadi ini seakan-akan pembangunan Sumbar ini tidak jalan seperti halnya untuk stadion itu," tegasnya.
Erasukma menyampaikan bila ada dukungan anggaran dan pembangunan Stadion Utama Sumbar itu selesai, manfaatnya tidak hanya soal keberlangsungan tentang olahraga saja, tapi keberadaan stadion tersebut akan memberikan dampak ekonomi.
"Saya berharap betul ada dukungan dan kerjasama dengan DPRD Sumbar, semoga pada tahun 2025 mendatang anggaran untuk pembangunan lanjutan Stadion Utama Sumbar itu bisa disetujui," harapnya.
Untuk diketahui, Stadion Utama Sumbar ini dirancang memiliki kapasitas tempat duduk sebesar 40.000 kursi dengan luas bangunan 48.454 m2.
Stadion tersebut juga dirancang tidak hanya sebagai arena pertandingan sepak bola, tetapi juga dilengkapi fasilitas olahraga lainnya, seperti lintasan, dan stadion itu memiliki 10 pintu masuk yang ada tiap sisi stadion.
Kemudian untuk stadion dimaksud dirancang sedemikian rupa dengan memperhatikan berbagai aspek, termasuk aspek keselamatan pengunjung dengan memiliki jalur evakuasi jika terjadi kebakaran atau gempa bumi.
Dimana setiap sisi stadion memiliki tangga darurat yang sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.
Lalu untuk struktur bawah stadion dirancang dengan pondasi pile cap yang tahan terhadap ancaman gempa, mengingat daerah Sumatra merupakan daerah dengan resiko gempa yang tinggi di Indonesia.
Kemudian untuk struktur atap, stadion ini menggunakan konstruksi rangka baja, dan konsep struktur bangunan dapat memberikan ekspresi arsitektural pada façade bangunan.