Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemiskinan Sumbar Turun Signifikan dalam Kurun Waktu 9 Tahun

Lebih dari sembilan tahun melakukan survei di Provinsi Sumatra Barat menemukan terjadi penurunan angka kemiskinan yang cukup signifikan.
Seorang pekerja yang disaksikan seorang anak saat melakukan pemilihan barang bekas plastik untuk didaur ulang menjadi biji plastik di tempat Gilplas Sumbar yang berada di Kota Padang, Sumatra Barat, Selasa (25/6/2024). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Seorang pekerja yang disaksikan seorang anak saat melakukan pemilihan barang bekas plastik untuk didaur ulang menjadi biji plastik di tempat Gilplas Sumbar yang berada di Kota Padang, Sumatra Barat, Selasa (25/6/2024). Bisnis/Muhammad Noli Hendra

Bisnis.com, PADANG - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan lebih dari sembilan tahun melakukan survei di Provinsi Sumatra Barat menemukan terjadi penurunan angka kemiskinan yang cukup signifikan.

Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto mengatakan bila dilihat secara umum pada periode Maret 2015 hingga Maret 2024 tingkat kemiskinan di Sumbar mengalami penurunan, baik dari sisi jumlah maupun persentasenya. 

"Jadi selama lebih dari sembilan tahun ini, jumlah penduduk miskin Sumbar mengalami penurunan cukup signifikan dari 379,61 ribu jiwa (Maret 2015), menjadi 345,73 ribu jiwa (Maret 2024)," katanya dikutip dari data BPS, Selasa (2/7/2024). 

Dia menyebutkan secara persentase juga mengalami penurunan dari 7,31% (Maret 2015) menjadi 5,97% (Maret 2024). 

Sedangkan untuk perkembangan tingkat kemiskinan, jika dilihat dari Maret 2023 ke Maret 2024 terjadi kenaikan persentase penduduk miskin dari 5,95% menjadi 5,97%.

Sugeng menyampaikan jumlah penduduk miskin di Sumbar pada Maret 2024 mencapai 345,73 ribu orang. Dibandingkan Maret 2023, jumlah penduduk miskin naik 5,36 ribu orang. 

Sementara jika dibandingkan dengan Maret 2022, jumlah penduduk miskin naik sebanyak 10,52 ribu orang. 

"Persentase penduduk miskin pada Maret 2024 tercatat sebesar 5,97%, naik 0,02% poin terhadap Maret 2023 dan naik 0,05 jika dibandingkan periode Maret 2022," ucap dia.

Kemudian berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2023–Maret 2024, jumlah penduduk miskin perkotaan naik sebesar 5,33 ribu orang, dan di perdesaan naik sebesar 0,05 ribu orang. 

Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 4,67% menjadi 4,72%. Sementara itu, di pedesaan naik dari 7,23% menjadi 7,28%.

Menurutnya perubahan jumlah dan persentase penduduk miskin tidak akan terlepas dari perubahan nilai garis kemiskinan. 

Dimana Garis Kemiskinan (GK) merupakan rata-rata pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan untuk mengklasifikasikan penduduk ke dalam golongan miskin atau tidak miskin. 

Garis kemiskinan yang digunakan untuk menghitung penduduk miskin pada Maret 2024 adalah Rp708.416 per kapita per bulan.

"Jadi selama periode Maret 2023–Maret 2024, Garis Kemiskinan naik sebesar 6,06%. Kenaikannya dari Rp667.925 per kapita per bulan pada Maret 2023 menjadi Rp708.416 per kapita per bulan pada Maret 2024," sebutnya. 

Sementara pada periode Maret 2022 – Maret 2024, Garis Kemiskinan naik sebesar 15,95%, yaitu dari Rp610.941 per kapita per bulan pada Maret 2022 menjadi Rp708.416 per kapita per bulan pada Maret 2024.

"Jika dibandingkan antara Maret 2023 dengan Maret 2024, maka garis kemiskinan daerah perkotaan meningkat sebesar 6,01%. Sementara itu di daerah pedesaan meningkat 6,00%," paparnya.

Dengan memperhatikan komponen GK yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), dimana untuk peranan komoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. 

"Sehingga besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2024 sebesar 75,94%," sebut dia.

Sugeng menyatakan pada Maret 2024, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun di pedesaan, pada umumnya hampir sama. 

Beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 22,64% di perkotaan dan 26,05% di pedesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK 11,97% di perkotaan dan 14,70% di pedesaan. 

Kemudian komoditas lainnya adalah cabe merah 7,68% di perkotaan dan 7,43% di pedesaan, hingga bawang merah 2,10% di perkotaan dan 2,07% di perdesaan, dan seterusnya.

Sugeng berpendapat bahwa persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Tapi ada dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. 

"Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan," kata dia lagi.

Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan

BPS mencatat ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan selama periode Maret 2023 – Maret 2024. Mulai dari soal inflasi selama periode Maret 2024 (yoy) tercatat sebesar 3,93%.

Ekonomi Sumbar triwulan I-2024 terhadap triwulan I-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 4,37% (yoy). Serta konsumsi rumah tangga Triwulan I-2024 dibandingkan Triwulan I-2023 meningkat sebesar 4,20%.

Faktor selanjutnya dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2024 sebesar 5,79% atau turun sebesar 0,11% poin dibandingkan Februari 2023 5,90%.

Proporsi pekerja penuh pada Februari 2024 sebesar 64,30% atau meningkat dibandingkan Februari 2023 yakni 64,83%. Kemudian Nilai Tukar Petani (NTP) Maret 2024 sebesar 119,66 atau naik 8,91% dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 109,87.

Hal yang turut mempengaruhi kemiskinan di Sumbar yakni bencana alam, dimana pada periode Januari–Maret 2024 terjadi beberapa bencana alam di Sumbar, seperti erupsi Gunung Marapi dan banjir bandang di sejumlah daerah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper