Bisnis.com, MEDAN – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sumatra Utara (Kanwil DJPb Sumut) menyebut kinerja anggaran dan pendapatan belanja nasional (APBN) Sumut sampai 30 April 2024 mengalami defisit sebesar Rp8,30 triliun.
Kepala Kanwil DJPb Sumut Syaiful mengatakan bahwa kontraksi sebesar 164,67% (yoy) dibanding periode yang sama pada tahun lalu tersebut disebabkan oleh rendahnya pendapatan namun realisasi belanja mengalami pertumbuhan.
“Realisasi Pendapatan Negara sebesar Rp11,86 triliun atau 26,41% dari target. Bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu maka capaian tersebut terkontraksi sebesar 17,49%,” ujar Syaiful dalam keterangan tertulis, Jumat (31/5/2024).
Sementara realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp20,16 triliun atau tumbuh 15,13% (yoy). Belanja negara di Sumut hingga April 2024 terlaksana sebesar 29,52% dari pagu.
Syaiful menyebutkan, pendapatan negara di Sumut antara lain terdiri dari Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Kepabeanan dan Cukai, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Penerimaan negara dari sektor pajak yang berhasil dikumpulkan oleh Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Sumut hingga 30 April 2024 tercatat sebesar Rp10,26 triliun atau sekitar 26,24% dari target.
Baca Juga
Dikatakan Syaiful, penerimaan pajak Sumut hingga kuartal I/2024 terkontraksi 16,77% (yoy) dengan pertumbuhan pajak tertinggi dicatatkan oleh PPh final sebesar 29,7%.
Dari Kepabeanan dan Cukai, terlihat kontraksi yang cukup dalam hingga mencapai 50,79% (yoy). Penerimaan negara dari sektor ini sebesar Rp561,20 miliar atau baru 14,40% dari target. Adapun rincian untuk Kepabeanan, dari bea masuk sebesar Rp80,41 miliar dan bea keluar sebesar Rp36,07 miliar (kontraksi 75,74% year-on-year). Sementara Cukai tumbuh sebesar Rp17,80% (yoy) atau sebesar Rp36,33 miliar.
“Kemudian, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp1.041,63 miliar atau 54,25% dari target dan tumbuh 14,52% secara tahunan (yoy),” jelas Syaiful.
Syaiful menyebut secara umum aktivitas ekonomi dan optimisme masyarakat tetap terjaga hingga April 2024. Ini tercermin dari tingkat pertumbuhan ekonomi Sumut yang mencapai 4,88% (yoy) pada kuartal I/2024.
Sumut juga mengalami deflasi 0,04% pada April kemarin terhadap Maret yang tercatat lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (0,25% month-to-month). Namun untuk inflasi tahunan, tingkat inflasi Sumut yang menyentuh 3,96% (yoy) pada periode April kemarin terbilang lebih tinggi dibanding nasional yang sekitar 3,00% (yoy).
“Indikator-indikator ekonomi di Sumut masih dalam kondisi baik, tetapi harus tetap waspada mengingat kondisi global yang masih belum stabil yang dimungkinkan akan mempengaruhi kondisi di tingkat regional,” tukas Syaiful. (K68)