Bisnis.com, PADANG - Gubernur Sumatra Barat Mahyeldi menyampaikan secara langsung sejumlah persoalan kepada Presiden RI Joko Widodo dalam kesempatan peninjauan lokasi terdampak bencana banjir lahar dingin di Kabupaten Agam pada Selasa (21/5).
Mahyeldi membahas terkait kondisi dampak bencana di wilayah Sumbar hingga tentang penanganan dan upaya antisipasi di Ranah Minang.
"Ada lima pokok hal yang saya sampaikan ke Presiden Jokowi, dan hal itu berkaitannya dengan Sumbar yang rawan bancana, sehingga butuh bantuan dari pemerintah pusat untuk mempersiapkan segala infrastruktur yang memadai," katanya usai mendampingi Jokowi di Agam, Selasa (21/5).
Mahyeldi merinci 5 hal yang telah disampaikan ke Presiden Jokowi itu, yakni pertama tentang penting adanya pembangunan sabo dam di aliran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi, sebagai upaya untuk mengantisipasi banjir lahar dingin.
"Sebagaimana sistem serupa sukses diterapkan di Gunung Merapi Jogja yang memiliki 250 unit sabo dam dan Gunung Agung Bali yang memiliki 90 unit sabo dam. Kami meminta ke Presiden Jokowi sabo dam juga bisa di bangun di Gunung Marapi Sumbar ini," jelasnya.
Kemudian poin kedua, Gubernur Mahyeldi memohon rekonstruksi infrastruktur yang menjadi kewenangan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota, dengan menggunakan anggaran dari pemerintah pusat.
Baca Juga
Ketiga, Mahyeldi juga menyampaikan perlu adanya pembangunan flyover Lembah Anai untuk menggantikan fungsi jalan nasional yang putus total akibat banjir, di mana aliran sungai yang juga berhulu dari Gunung Marapi.
Keempat, percepatan pembangunan Jalur Tol Padang-Pekanbaru seksi Padang - Sicincin-Bukittinggi - Limapuluh Kota, yang akan sangat bermanfaat sebagai jalur alternatif utama saat bencana dalam skala besar kembali terjadi.
"Seperti dalam kondisi saat ini, akses jalan nasional jadi terganggu. Seandainya jalan tol di Sumbar selesai, mungkin akses lalu lintas bisa dialihkan ke tol, sehingga perekonomian di Sumbar tidak terganggu bila ada bencana yang menimbulkan dampak kepada infrastruktur jalan," sebut gubernur.
Selanjutnya permohonan yang kelima disampaikan ke Presiden Jokowi yakni percepatan pembangunan fisik flyover Sitinjau Lauik, untuk menggantikan fungsi jalan nasional Sitinjau Lauik yang sangat curam, rawan kecelakaan, dan rawan longsor.
"Di Sitinjau Lauik juga daerah rawan bencana dan rawan kecelakaan. Jalan itu akses lalu lintas yang datang dari Jawa. Makanya saya berharap Presiden Jokowi bisa memenuhi permintaan kami dari Sumbar," tutup Mahyeldi.
Terkait rencana pembangunan sabo dam, Presiden RI Joko Widodo telah meminta Kementerian PUPR untuk segera melakukan pembangunan sabo dam (penahan aliran lahar di sepanjang sungai) di daerah aliran sungai berhulu ke Gunung Marapi.
"Saya sudah melihat penanganan bencana yang ada di Kabupaten Agam, mulai dari evakuasi korban, pencarian korban, kondisi di pengungsian, sudah ditangani dengan baik," katanya saat melakukan kunjungan ke lokasi terdampak bencana banjir lahar dingin di Agam, Selasa (21/5/2024).
Jokowi menegaskan kondisi yang terjadi di Agam itu, juga telah dihitung dampaknya oleh Kementerian PUPR.
Ada sebanyak 56 unit sabo dam yang perlu dibangun di aliran sungai yang berhulu ke Gunung Marapi, sehingga dampak dari banjir lahar dingin bisa diatasi.
"Kondisi saat ini baru ada 2 unit sabo dam, sehingga perlu untuk ditambah lebih banyak lagi sabo dam," ujarnya.
Jokowi menugaskan Kementerian PUPR untuk segera membangun sabo dam di tahun 2024. Setidaknya dari 56 unit sabo dam yang dipetakan itu, 6 unit sabo dam bisa dikerjakan di tahun ini.