Bisnis.com, PALEMBANG – Penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek di Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) menunjukkan kecenderungan pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding kredit berdasarkan lokasi bank.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatra Selatan dan Bangka Belitung, Untung Nugroho menerangkan kredit yang disalurkan oleh lembaga jasa keuangan dapat dilihat dari dua sisi.
Pertama, yakni kredit berdasarkan lokasi proyek atau jenis kredit yang dilakukan di daerah berbeda dari tempat kantor pusat lembaga jasa keuangan selaku penyedia kredit.
“Jadi misalnya kredit disalurkan di Sumsel, tapi kantornya ada di Jakarta,” katanya, Rabu (13/12/2023).
Sementara untuk kredit berdasarkan lokasi bank merupakan jenis kredit yang lokasi penyalurannya sama dengan asal bank tersebut berdiri, seperti misalnya Bank Pembangunan Daerah Sumsel Babel menyalurkan kredit untuk nasabah di Sumsel.
Untung menerangkan berdasarkan lokasi proyek, kredit di Sumsel telah mencapai nilai Rp164 triliun dan berdasarkan lokasi bank sebesar Rp104 triliun.
Baca Juga
“Artinya Rp104 triliun itu kredit diberikan oleh bank yang ada di sini (Sumsel) sedangkan Rp164 triliunitu secara total. Sehingga sekitar Rp60 triliun diberikan bank yang kantornya tidak sini,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, tendensi yang lebih tinggi dari pertumbuhan penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yakni digitalisasi.
Pihaknya menilai, kehadiran sistem digital yang semakin mahir membuat bank-bank mampu menyalurkan kredit meskipun tidak memiliki kantor di daerah.
Dengan kondisi itu, kata Untung, kedepan kantor bank dihadapkan dengan persaingan yang semakin berat, bahkan memicu banyaknya kantor bank yang sudah tutup. “Ya, karena ternyata tidak ada kantor disini pun bisa menyalurkan kredit,” pungkasnya.