Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelajah UMKM: Sakinah By Thiffa Qaisty Sukses Angkat Wastra Nusantara ke Panggung Dunia

Thiffa terjun ke dunia desainer di usia yang tergolong sangat muda, yakni diumur 18 tahun. Awalnya, usaha butik ini dijalankan oleh orang tuanya pada 2015.
Thiffa Qaisty Salsabila (kiri), CEO dan Creative Director Brand Sakinah by Thiffa Qaisty saat menampilkan karyanya di Indonesia Internasional Modest Fashion Festival (IN2MF) di Paris, 2023. /Istimewa
Thiffa Qaisty Salsabila (kiri), CEO dan Creative Director Brand Sakinah by Thiffa Qaisty saat menampilkan karyanya di Indonesia Internasional Modest Fashion Festival (IN2MF) di Paris, 2023. /Istimewa

Bisnis.com, PEKANBARU—Sejumlah wastra Nusantara asal Riau yang menjadi warisan budaya bangsa, kini sudah tampil di berbagai panggung pertunjukan busana kelas dunia seperti di Rusia, Dubai, hingga Paris yang memang menjadi kiblat tren fashion internasional.

Keberhasilan ini tidak lepas dari peran Thiffa Qaisty Salsabila, CEO dan Creative Director Brand Sakinah by Thiffa Qaisty. Dia sendiri awalnya tidak pernah menyangka kalau mimpi-mimpinya dalam dunia fashion dan desainer akan terwujud. Memang selain bakat, dukungan kedua orang tuanya berperan besar dalam keberhasilan ini. Bahkan, dia memperoleh kesempatan mengenyam pendidikan khusus desainer busana di Islamic Fashion Institute (IFI), Bandung.

Thiffa terjun ke dunia desainer di usia yang tergolong sangat muda, yakni diumur 18 tahun. Awalnya, usaha butik ini dijalankan oleh orang tuanya pada 2015, dan Sakinah menawarkan berbagai produk untuk kebutuhan haji dan umrah, khususnya mukena yang diproduksi sendiri. 

“Saat itu di 2016, saya masih fokus pendidikan desainer bidang pattern di Abineri Ang School Jakarta. Setelah menyelesaikan studi, saya dipercaya mengembangkan usaha ini. Saat itulah, saya mulai berkreasi dengan produk busana, sesuai dengan permintaan pasar yang lebih luas seperti menerima pesanan baju customized, tapi produk ready to wear-nya juga tetap ada,” ujarnya, Senin (27/11/2023).

Thiffa menyebut dirinya mengembangkan busana customized ini saat masuk ke pasar wedding collection dan langsung disambut hangat oleh pasar. Produk hasil desain Thiffa kian dikenal setelah dirinya dilibatkan dalam Jakarta Fashion Week 2017, dan ini menjadi fashion show pertama yang diikutinya. Tidak disangka, hal ini membuat brandnya semakin dikenal dan permintaan pasar mulai berdatangan.

Salah satu keunikan dari produk Thiffa adalah kolaborasi desain modern dengan wastra lokal yakni kain tenun. Dia melihat, tenun lokal khas Riau itu unik namun selama ini hanya dipakai untuk acara adat dengan warna-warna emas dan tegas, sehingga sulit merambah pasar generasi muda.

Dengan bekal dari ilmu yang didalaminya, Thiffa mengambil keputusan penting untuk mengembangkan tenun Riau menjadi bagian dari model kekinian, khususnya di produk busana customized. Hasil karya pertamanya itulah yang diikutsertakan di Jakarta Fashion Week 2017 lalu.

“Semakin ke sini, ternyata permintaan pasar terus berkembang. Kami juga semakin sadar kalau ternyata produk tenun Riau ini potensinya sangat besar, apalagi menonjolkan nuansa kedaerahan yang kental. Sejak itu, kami semakin gencar berinovasi dengan tenun untuk menunjang produksi,” ungkapnya.

Di tahun 2018-2019, Thiffa terus mengembangkan produknya dengan menghadirkan model-model baru. Terlebih lagi, tiap kali ada kesempatan untuk tampil dalam event nasional, dia selalu menghadirkan nuansa baru dalam desainnya, namun tetap tidak meninggalkan identitas Melayu-nya. Sejak itu, produknya semakin diterima pasar.

Saat ini, butiknya yang berlokasi di Jalan Dharma Bakti Pekanbaru, telah mengembangkan dua brand. Selain Sakinah by Thiffa Qaisty dengan produk ready to wear deluxe, juga ada merek Sapola Indonesia dengan produk daily wear-nya. Produk Sapola Indonesia sengaja dirancang untuk kebutuhan anak muda yang menyesuaikan dengan trend kekinian. Meski tergolong baru, namun respon pasar sangat positif. Pemanfaatan sosial media untuk memperkuat branding menjadi salah satu strategi Tiffa untuk merambah pasar tersebut.

“Untuk masuk ke pasar anak muda itu sudah menjadi concern kita sekarang. Kita selalu update, anak muda maunya seperti apa. Namun tetap dikombinasikan dengan tenun. Selain itu, kualitas dan warnanya juga disesuaikan dengan selera pasar,” tuturnya.

Pada 2018 lalu Thiffa mulai berkenalan dengan Bank Indonesia. Saat itu BI tengah menyeleksi desainer-desainer muda yang mengangkat wastra. Dia lalu diajak dalam Festival Ekonomi Syariah di Medan. Pertemuannya dengan BI membuat pihaknya sering terlibat dalam berbagai event dan kegiatan pembinaan. Seperti program Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) di 2019 hingga sekarang. Di sini dia banyak belajar tentang kualitas, pemanfaatan digital untuk perluasan pasar dan pengembangan bisnis.

Pada program pelatihan IKRA itu, pihaknya didorong mengelola bisnis fashion desainer yang baik, kemudian produk yang dihasilkan tetap dipertahankan dan dikembangkan kualitasnya, hingga diarahkan ke pasar ekspor. Bahkan BI acap kali mengikutsertakan pihaknya dalam Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) dan Indonesia Internasional Modest Fashion Festival (IN2MF) tiap tahunnya. 

Berkat keuletan dan kegigihannya itu, Sakinah by Thiffa Qaisty akhirnya diundang dan diajak ikut ke berbagai panggung fashion show tingkat dunia. Diantaranya Mercedes Benz Russia Fashion Week tahun 2020, Indonesian Modis Day di Dubai tahun 2022, dan yang terbaru yakni IN2MF in Paris 2023.

Selain itu, sederet prestasi pun pernah diraihnya, seperti Best Presentation di Islamic Fashion Institute (IFI) tahun 2019, juara pertama dalam ajang FESyar 2020 di Riau dan Regional Sumatera, Champion of Champion dan IKRA of the Year tahun 2020 dan 2021. Kemudian juara tiga nasional di ajang Hijrah Preneur (entrepreneur competition) tahun 2023, dan UMKM terbaik di Program AKI (Apresiasi Kreasi Indonesia) Batam yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf 2023.

Keterlibatannya dalam ajang-ajang bergengsi membuat produknya semakin dikenal dan berdampak positif terhadap penjualan. Selain itu, pesanan dari Bank Indonesia di tingkat pusat dan daerahpun terus bertambah setiap waktunya.

“Omzet penjualan tiap tahunnya naik terus, 50-70%. Memang produknya itu juga. Tapi tiap tahun desainnya diupdate. Sejak bersama BI permintaan selalu tinggi. Bahkan kita sering kewalahan sekarang,” tuturnya.

Dia mengakui Bank Indonesia di kantor pusat maupun daerahnya, termasuk salah satu pelanggan loyal dan rutin memesan bahan kain untuk kebutuhan hampers atau seragam kantor. Rata-rata sekali pesan 40-50 pcs. Kemarin pernah pihaknya mendapatkan pesanan 80 pcs, dengan waktu 2 bulan.

Untuk bahan baku dan produksi busana, saat ini pihaknya masih produksi dari Jawa. untuk kain tenunnya diproduksi sendiri dan bekerja sama dengan UMKM tenun dan batik di Riau dan Sumatera Barat. Jika dirata-ratakan per bulannya, produksi bisa mencapai 80-100 produk, dengan 40-50 pcs merupakan kain tenun lokal.

Diantara mitra perajin tenun lokal yang digandeng Sakinah by Thiffa Qaisty adalah Rumah Tenun Batik Nagori Kuansing, Tenun Kampung Bandar Pekanbaru, Tenun Wan Fitri Pekanbaru, Dolas Songket Sumbar, dan Tenun Putri Mas Bengkalis.

“Nah, yang kami bawa ke Paris kemarin, kain tenun dari Kampung Bandar dan Putri Mas. Pengunjung yang tertarik biasanya tanya, kain tenunnya dari mana? dan mereka biasanya akan langsung pesan ke rumah tenunnya tetapi ada juga yang minta kami handle semuanya,” ujarnya.

Dia mengakui saat ini permintaan pasar secara offline masih lebih besar dibandingkan dari online. Sekitar 60 persen adalah dari pelanggan loyal yang sudah repeat order dari pesanan sebelumnya, dan sisanya 40 persen dari peminat jalur daring.

Saat ini, kendala yang dihadapi pihaknya adalah SDM dan bahan baku. Namun demikian, produk itu sudah punya standar sendiri, terutama dari sisi jahitannya. Karena proses produksi juga melibatkan para mitra, quality control terus dilakukan secara ketat.

“Harapannya, kami kan sudah punya ekosistem. Jadi inginnya ekosistem itu terus berkembang dari hulu ke hilir. Karena banyak yang bergantung ke Sakinah. Ke depan bersama BI kami berharap produk kami bisa dijual ke berbagai negara, dan selalu melibatkan kami dalam berbagai kegiatan dan pelatihan,” tuturnya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Muhamad Nur mengatakan berbagai upaya telah dilakukan BI dalam rangka mendorong UMKM binaan untuk terus berkembang. Salah satu strateginya, yakni melibatkan pelaku usaha di berbagai program yang dilaksanakan oleh BI

"Seperti IKRA dan ISEF yang rutin setiap tahun digelar memang sebagai upaya mendorong peningkatan kapasitas dan kompetensi pelaku UMKM termasuk di produk wastra Indonesia yang memang sangat tinggi peminatnya bahkan sampai di level internasional," katanya. 

Dia mengakui saat ini modest fashion Indonesia memang memiliki potensi besar untuk mendorong kemajuan ekonomi dan keuangan syariah, sehingga pihaknya ingin menjadikan modest fashion Indonesia sebagai rujukan dunia. 

BI berharap sektor modest fashion Indonesia terus berkembang, bukan hanya sebatas B2C tetapi juga B2B. Dengan itu kedepan tidak hanya meningkatkan angka penjualan, namun juga dapat menumbuhkan pasar global yang lebih luas. Guna mewujudkan industri modest fashion Indonesia yang kuat, menurutnya harus ada sinergi dan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat termasuk para desainer busana dengan perajin wastra di nusantara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper