Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Perdagangan Sumsel Terkontraksi, Begini Kondisinya

BPS mencatat neraca perdagangan Sumatra Selatan (Sumsel) pada bulan Juli hingga September 2023 mencapai US$1,19 miliar
Perusahaan pulp./Istimewa
Perusahaan pulp./Istimewa

Bisnis.com, PALEMBANG — Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) pada Juli hingga September 2023 mencapai US$1,19 miliar. 

Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto mengatakan kinerja neraca perdagangan Sumsel pada tiga tahun terakhir menunjukkan surplus. Namun, jika dibandingkan dengan triwulan III/2022, periode yang sama di tahun ini mengalami kontraksi yang cukup dalam. 

"Secara year on year (yoy) terjadi kontraksi yang cukup dalam sebesar -41,34%, dimana neraca perdagangan Sumsel pada triwulan III/2023 sebesar US$2,03 miliar," ungkapnya, dikutip Selasa (7/11/2023). 

Wahyu menjelaskan, pada triwulan III/2023 tiga komoditas utama ekspor di Sumsel kompak mengalami penurunan (kontraksi).

Ketiga komoditas tersebut diantaranya bahan bakar mineral yang terkontraksi sebesar -43,43% secara year on year (yoy) dengan angka US$597,6 juta, komoditas bubur kayu (pulp) yang mengalami kontraksi -42,78% dengan capaian US$281,5 juta dan komoditas karet yang angkanya mencapai US$241,9 juta atau terkontraksi sebesar -36,02%. 

"Berbeda dengan ketiga komoditas lainnya, ekspor pada komoditas minyak dan gas tercatat tumbuh secara yoy sebesar 31,18% dengan angka US$136,07 juta," ujarnya. 

Untuk kinerja nilai ekspor Sumsel pada kuartal III/2023 tercatat sebesar US$1,51 miliar atau lebih kecil jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang tercatat US$1,70 miliar. 

"Secara yoy, angka ekspor tersebut juga menunjukkan penurunan yang drastis, dimana pada kuartal III/2022 ekspor Sumsel mencapai angka US$2,28 miliar," imbuhnya. 

Sementara melihat dari sisi produksi setiap sektor secara rinci, produksi padi mengalami peningkatan 11,03% secara yoy, produksi karet naik secara yoy 0,87%, produksi batubara naik sebesar 22,62% secara yoy dan produksi pulp naik sebesar 10,63% secara yoy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper